Beberapa jenis terumbu karang di Pulau Pusong, seperti Acropora, dengan bentuk pertumbuhan bercabang (branching), masif, submasif, berjari (digitate), karang lembaran dengan berbagai macam jenis karang lainnya.
“Ini menjadi suatu area yang sangat penting di pantai barat selatan Aceh dan menjadi suatu posisi yang strategis sebagai pusat pembibitan atau coral stock centre,” ujarnya.
Dia mengharapkan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat memanfaatkan segala potensi Pulau Pusong ke arah pengembangan untuk menjadi pusat pembibitan karang sekaligus menjadi destinasi baru sebagai ekowisata bahari.
“Tentu pusat pembibitan karang ini harus dideklarasikan oleh unsur terkait, apakah Pemerintah Aceh maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan, karena ini terbuka peluang di sana,” ujarnya.
Pihak kampus, ujar dia, juga sudah mengantongi data hasil penelitian terkait dengan kondisi tutupan terumbu karang di bawah laut Pulau Pusong sehingga menjadi dasar pengembangan.
Sebelumnya, pihaknya melakukan rehabilitasi dan monitoring kondisi terumbu karang di Pulau Pusong menggunakan AI. Kegiatan itu, melibatkan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSL) Padang Wilayah Aceh, Kelompok Masyarakat Pusong Diving Club (PDC) dan Organisasi Mahasiswa Ocean Diving Club (ODC) serta mahasiswa Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) USK Program Studi Ilmu Kelautan FKP USK.
“Data-data itu kita harapkan menjadi bahan untuk pengembangan ekowisata bahari di Pulau Pusong, selain menjadi pusat pembibitan karang. Ini jadi destinasi baru untuk diving, sangat berpeluang tinggi, namun terkait fasilitas dan sarana perlu disediakan, di sana belum ada,” ujarnya.
Baca juga: Sabang miliki 22 spot pesona bawah laut berkelas dunia