Banda Aceh (ANTARA) - Di tengah laut, di atas boat tim penyelamat, Annuar terlihat begitu gembira. Senyuman dari wajahnya terus merekah, sembari mengepalkan kedua tangan, lalu diangkat ke atas mengarah ke penonton.
Dari pengeras suara, terdengar informasi bahwa atlet selam Aceh itu mampu menyelesaikan lomba nomor 5 point course dengan sempurna, dengan catatan waktu lebih cepat dibanding peserta sebelumnya.
Wajah Annuar pu tak henti tersenyum. Ia sangat senang. Meskipun saat itu dia masih belum bisa dipastikan mendulang medali emas, lantaran masih tersisa beberapa peserta lain yang belum menyelesaikan perlombaan.
Pelatihnya, Absentinus Sembiring yang berada di salah satu sudut dermaga juga ikut gembira. Sama seperti Annuar, mantan pelatih selam Papua ini mengepal tangan kanan ke atas, lalu beberapa kali berteriak, "yeeaah...".
Boat yang ditumpangi Annuar terus mendekat ke arah dermaga arena perlombaan. Ia disambut tepuk tangan, sekaligus kamera ponsel penonton yang merekam kebahagiaan Annuar.
Baca juga: Aceh juara umum selam laut raih satu emas satu perak
Sekira tiga meter lagi jarak boat dengan dermaga, Annuar kembali nyemplung ke laut dengan riang gembira. Lalu, ia berenang menuju ke arah dua rekannya yang telah menunggu di ujung dermaga untuk merayakan.
Annuar juga langsung dihampiri Ketua Pesatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Aceh Muslim Aiyub untuk berjabat tangan, mengucap selamat.
Pada Selasa (17/9), Annuar sah mengunci medali emas nomor 5 point course putra untuk Tanah Rencong seusai upacara penghargaan pemenang (UPP). Ia mengungguli 14 peserta lain dari beberapa provinsi pada PON XXI.
Pria bertubuh ramping ini berhasil menyelesaikan perlombaan dengan catatan waktu tercepat yakni 10 menit 42,88 detik yang meraih total nilai 1.587 sekaligus berhak membawa pulang medali emas.
Annuar unggul dari wakil Lampung Nurrohman yang mencatat waktu 11 menit 03 detik memperoleh nilai 1.557 di posisi kedua dan wakil Papua Very Dwi Irjayanto dengan catatan waktu 11 menit 29,80 detik torehan nilai 1.531 menempati posisi ketiga.
Bagi Annuar, pencapaian ini sungguh luar biasa dan tak pernah terfikirkan sebelumnya. Ia mampu membuka PON perdananya dengan prestasi yang gemilang, setelah gagal berkompestisi pada PON empat tahun lalu.
"Sebelumnya saya tidak pernah ikut PON, ini perdana bagi saya. Saya cuma pernah ikut Pra PON Papua tapi tidak lewat," kata Annuar.
Hal selanjutnya: Perjuangan AnnuarPerjuangan
Mimpi pria kelahiran 18 Agustus 1996 ini untuk tampil di PON akhirnya tercapai. Bahkan, ia melumat kesempatan pertama itu dengan pembuktian torehan prestasi.
Annuar ditempa oleh pelatih Absentinus Sembiring, yang juga peselam. Juru racik ini sebelumnya sukses mendidik tim Papua sehingga mampu mendulang dua medali emas dalam PON XX yang berlangsung di negeri Cinderwasih pada 2021.
Sehari-hari Annuar berprofesi sebagai nelayan penembak ikan. Selam tiga bulan penuh, ia ditempa Sembiring tanpa henti. Bermodal tekad dan kegigihan, ia terus berlatih setiap hari untuk menaklukkan laut Pulau Weh di ajang PON XXI.
Ia bersama rekannya menjalani pemusatan latihan di Sabang. Setiap hari, sekitar pukul 06.30 WIB mereka sudah berkumpul di mess, untuk kemudian jogging. Lalu, mereka melanjutkan program latihan ke laut hingga selesai menjelang waktu magrib di ujung barat Indonesia.
“Kami saat latihan nyelam sehari bisa menghabiskan 4-5 tabung oksigen per orang,” ujarnya.
Annuar diberi target untuk menyelesaikan 5 titik poin dalam nomor lomba tersebut dengan baik sekaligus catatan waktu tercepat.
“Tidak ada hari tanpa latihan. Saya digenjot terus latihan untuk memperbaiki catatan waktu dengan baik,” ujarnya.
Meski PON perdana, Annuar tampil percaya diri. Saat bertanding pada Senin (16/9), kondisi cuaca di Pulau Weh itu kurang bersahabat karena hujan lebat disertai angin kencang. Tentu, kondisi ini berpengaruh pada arus gelombang laut.
Perlombaan selam yang harusnya dimulai pada pukul 08.00 WIB, bergeser ke pukul 10.00 WIB, setelah kondisi cuaca sedikit kondusif.
Kondisi cuaca yang tak ideal itu tak membuat semangat pria 28 tahun ini surut. Bagi Annuar, arus laut Sabang sudah makanan sehari-hari. Sebagai anak pulau, ia ingin membuktikan, bahwa laut bersahabat dengannya.
Menurut dia, selain ahli dalam menyelam, pada nomor ini atlet juga dituntut piawai membaca kompas dengan teliti agar berhasil menyelesaikan perlombaan hingga ke titik poin kelima dengan baik.
“Alhamdulillah tidak ada kendala apa-apa di dalam laut, saya percaya diri dengan apa kata hati saya, maka saya jalankan,” ujarnya.
Baca juga: Annuar tambah perolehan emas Aceh dari selam laut nomor 5 point course
Absentinus Sembiring menyebut anak didiknya ini sudah memiliki dasar sebagai penyelam, lantaran sehari-hari berprofesi sebagai penembak ikan di laut Sabang, sehingga dirinya hanya memoles saja.
Ia memberikan materi dan program pembinaan yang belum pernah didapatkan Annuar. Hasilnya, Annuar dapat menerapkan materi latihan dengan baik saat perlombaan sehingga mampu mencatat waktu tercepat dan layak dihadiahi medali emas.
“Tapi (pencapaian) ini bukan karena kami, tapi Annuar-nya yang memang the best. Annuar ini mau dikasih tahu, dan mau diikuti sehingga mempermudah kami untuk melatih,” ujarnya.
Sembiring memang dikenal sebagai spesialis nomor 5 point course. Di PON XX Papua, anak didiknya dari tim tuan rumah mampu mengawinkan emas nomor ini. Kuncinya, ialah fokus dan perbaiki catatan waktu secepat mungkin.
Dalam PON XXI, Sembiring merasa sangat bangga atas pencapaian anak didiknya itu. Catatan waktu Annuar dalam menyelesaikan lomba ini mampu melampaui rekor waktu terbaiknya yang dicetak saat menjadi atlet.
“Annuar memecahkan rekor saya sendiri, tapi yang sudah lama, PON sebelum-sebelumnya. Saya 11 menit 37 detik dan Annuar 10 menit 42 detik. Jadi itu sudah luar biasa, ini mungkin yang berikut - berikutnya mengejar 10 menit itu susah,” kata Sembiringf.
Untuk keluarga
Annuar berdomisili di Gampong Ie Meulee, Kecamatan Sukajaya, Sabang. Anak keempat dari lima bersaudara ini mempersembahkan medali emas perdananya untuk keluarga. Terutama bagi kedua orang tua yakni Muhammad Jamil dan Zubaidah.
Ia juga ingin menggunakan bonus dari medali emas PON ini untuk membantu biaya kuliah adik bungsungya yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Abulyatama.
“Saya ingin adik saya menyelesaikan kuliahnya dengan baik, biar adik saya menjadi orang yang sukses nanti,” kata pria yang hanya menamatkan SMA itu.
Idola baru dunia selam di Sabang ini juga mau melepas masa lajangnya, dengan menikahi sang kekasih Nurul Zulfanie Hidayati. Ia berencana menggelar pesta pernikahan pada Desember mendatang.
Ia harap prestasi yang baru saja dipetik tersebut mampu membantu dirinya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi untuk menggelar pesta pernikahan.
“Saya rencana bulan Desember ini menikah. Alhamdulillah dengan ada ini, saya mudah untuk melanjutkan acara nanti,” ujarnya.
Naik level
Ketua POSSI Aceh Muslim Aiyu mengatakan pencapaian Annuar dalam PON XXI ialah mencetak sejarah baru bagi Aceh, mengingat belum ada atlet Aceh yang mampu meraih emas nomor laut pada PON.
Ia menilai sosok Annuar yang berasal dari keluarga sederhana, yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan penombak ikan, tetapi karena tekad dan jiwa yang kuat, ia mampu menyuguhkan prestasi asalkan diberi kesempatan.
Ke depan, Pengprov akan mempersiapkan Annuar untuk tampil di level berikutnya, apalagi rekor catatan waktu Annuar juga sangat baik dalam PON XXI.
“Atlet-atlet Aceh ini tidak kalah dengan atlet luar, saya berharap ke depan atlet selam laut kita ini bisa tampil di ajang Sea Games, Asian Games, maupun berbagai kejuaraan internasional lain,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar POSSI Laksamana Muda Rubiyanto menyebut pembinaan bagi para pemenang dalam lomba selam PON XXI ini akan berkelanjutan.
Mereka yang terbaik akan dipanggil untuk mengikuti seleksi nasional dalam ajang kejuaraan internasional. Pengprov POSSI di seluruh provinsi diminta untuk membina para atlet tersebut sehingga dapat mempertahankan waktu terbaiknya.
“Nanti saat ada level Sea Games, world champions atau kejuaraan Asia, tentunya kita akan melakukan Seleknas, kita undang para terbaik ini untuk dilaksanakan pengecekan waktu terakhir apakah bisa masuk di level atasnya,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Annuar, sang penakluk laut Pulau Weh yang menombak sekeping emas