Meulaboh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menyiagakan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat seiring meningkatnya curah hujan akibat cuaca ekstrem yang terjadi sejak tiga hari belakangan ini.
“Disiagakan personel BPBD ini sebagai upaya untuk membantu masyarakat apabila sewaktu-waktu terjadi bencana banjir atau bencana hidrometeorologi lainnya,” kata Penjabat Bupati Aceh Barat, Mahdi Efendi dalam keterangan diterima wartawan di Meulaboh, Jumat malam.
Menurutnya, cuaca ekstrem yang melanda wilayah Aceh Barat dalam beberapa hari terakhir, dengan intensitas hujan tinggi dan angin kencang, telah menyebabkan banjir dan pohon tumbang di beberapa lokasi.
Kejadian ini bahkan sempat merusak rumah warga, memicu kekhawatiran akan dampak lebih lanjut jika cuaca buruk terus berlanjut.
Mahdi Efendi menghimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada, mengingat bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan puting beliung dapat terjadi kapan saja, terutama dengan kondisi cuaca yang tak menentu seperti ini," ujarnya.
Mahdi menjelaskan, bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang dipengaruhi oleh siklus air, curah hujan, serta kaitannya dengan iklim dan cuaca.
Bencana ini dapat berupa banjir, kekeringan, angin kencang, puting beliung, serta berbagai fenomena alam lainnya yang terkait dengan air dan cuaca.
Selain itu, Pemkab Aceh Barat juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan tindakan preventif dan mempersiapkan evakuasi apabila kondisi memburuk. Warga diminta untuk segera melaporkan kejadian yang berpotensi membahayakan, seperti pohon tumbang atau tanah longsor, guna mencegah dampak yang lebih besar.
Dia juga telah memberi instruksi kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta instansi terkait lainnya untuk terus memantau kondisi di wilayah yang rawan bencana.
Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipatif mengingat cuaca ekstrem yang melanda beberapa hari terakhir, dengan potensi hujan lebat, angin kencang, serta bencana hidrometeorologi lainnya.
"Seluruh tim dari BPBD dan instansi terkait harus siaga penuh, terutama di daerah yang sudah dikenal rawan bencana. Pemantauan secara intensif perlu dilakukan untuk mengurangi risiko serta mempersiapkan langkah-langkah mitigasi lebih dini," kata Mahdi.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat Teuku Ronald Nehdiansyah mengatakan pihaknya telah menindaklanjuti intruksi bupati untuk melakukan pemantauan di daerah yang berpotensi dan rawan bencana.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus koordinasi dengan pihak lainnya, termasuk relawan, dan masyarakat untuk memastikan langkah tanggap darurat dapat berjalan lancar dan Ia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari petugas terkait apabila kondisi cuaca memburuk atau terjadi potensi bencana.