Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat menyebut sekitar 10 titik panas sempat terpantau muncul di wilayah Aceh.
"Tadi sore pukul 16.00 WIB, sempat muncul 10 hotspot (titik panas). Tapi, sekitar dua jam kemudian hilang," ucap Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Blang Bintang, Zakaria di Aceh Besar, Jumat.
Ke-10 titik panas tersebut, ia menjelaskan, terdeteksi berada di tiga kabupaten di provinsi paling ujung Utara dari Pulau Sumatera.
Hotspot paling terbanyak lima titik diantaranya terpantau di Aceh Utara, tersebar pada tiga kecamatan yakni Seunuddon tiga titik, Syamtalira Bayu dan Tanah Jambo Aye masing-masing satu titik.
Lalu diikuti empat titik panas berada di Simeulue, atau tepatnya satelit mendeteksi di satu kecamatan yakni Semeulue Utara.
"Terakhir satu hotspot terpantau berada di Kecamatan Madat, Aceh Timur. Namun pukul 18.00 WIB sore ini, sudah tidak ada lagi," katanya.
"Padahal, awal September ini masih musim kemarau. Baru dua hari terakhir di Aceh Utara tidak ada hujan, kini sudah muncul hotspot lagi," terang Zakaria.
Seperti dilaporkan, pekan lalu sekitar 62 hektare hutan dan lahan terutama di lahan bergambut dalam kondisi hangus terbakar pada tiga kabupaten yakni Pidie 50 hektare, Nagan Raya 10 hektare dan Aceh Barat dua hektare.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pidie Apriadi mengaku areal hutan yang terbakar ditumbuhi oleh tanaman pinus berada di Desa Seukeuk Kecamatan Tangse.
"Kondisi (hutan terbakar) sudah padam, hanya tinggal sisa api kecil. Tim karhutla (kebakaran hutan dan lahan), di antaranya terdiri Kodim, Polres dan BPBD Pidie 'standby' (siaga) di tempat kejadian," ujarnya.