Meulaboh (Antaranews Aceh) - Pemerintah akan membangun tanggul pemecah gelombang (breakwater) untuk mengamankan kapal - kapal angkutan massal saat berada di kolam labuh pelabuhan penyeberangan Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.
"Akan segera dibangun, sementara ini proposal serta dokumen rencana teknis terinci sudah selesai dan diserahkan kepada kementrian terkait," kata Kepala Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Aceh Barat, Jhon Aswir, di Meulaboh, Jum`at.
Hingga saat ini kondisi kolam labuh di pelabuhan penyeberangan Meulaboh tujuan Sinabang, Kabupaten Simeulue masih sangat ekstrem, sering terdampak pada terganggunya aktivitas pelayanan jasa penyeberangan.
Jhon Aswir, menyampaikan, Detail Engeneering Disign (DED) untuk rencana pekerjaan kontruksi breakwater telah selesai dikerjakan dengan sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) serta dibantu dana APBA atau dari Provinsi Aceh.
Dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan, Pemerintah Aceh telah menyelesaikan pekerjaan pembangunan kapal baru dengan kapasitas yang lebih besar untuk meningkatkan pelayanan jasa transportasi massal di Aceh, termasuk untuk lintasan Meulaboh - Sinabang.
"Ke depan akan ada penambahan kapal baru untuk lintasan Meulaboh - Sinabang dan beberapa lintasan lainnya. Ini merupakan kesiapan lintas instansi pemerintah untuk mengoptimalkan pelayanan jasa penyeberangan ke Simeulue," sebutnya.
Selain itu, kata dia, Pemkab Aceh Barat juga akan mengoptimalkan pengelolaan terminal pelabuhan Kuala Bubon Meulaboh sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), sebab selama ini hanya mendapat pemasukan daerah dari jasa retribusi yang terbatas.
Jhon Aswir akan disediakan timbangan untuk mengukur muatan kendaraan lebih pasti sebelum menaiki kapal feri yang disediakan oleh operator penyedia jasa yakni PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebsrangan (ASDP) Indonesia Feri (Persero) Cabang Singkil, perwakilan Meulaboh.
Terhadap semua fasilitas los dan bangunan yang belum dimanfaatkan atau disewa oleh pelaku usaha di lokasi terminal pelabuhan, juga akan menjadi prioritas pihaknya mencari pebisnis sehingga menompang penambahan pemasukan daerah.
"Di dalam lokasi terminal pelabuhan belum ada timbangan untuk mengukur muatan kendaraan, ASDP selama ini miliki patokan atas batas sendiri untuk muatan itu dari kondisi beban kapal. Los - los yang belum terisi juga akan kita cari pengusaha yang bersedia," sebutnya lagi.
Jhon Aswir menyebutkan selama ini belum begitu hidup perputaran ekonomi di terminal karena jadwal transportasi massal di lintasan itu masih terbatas.
"Nanti kalau sudah ada kapal tambahan, kami yakin jumlah pengguna jasa akan menumpuk ke Meulaboh dan volume pelayaran pasti ditambah seiring kebutuhan masyarakat," pungkasnya.