Seoul/Moskow (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada Rabu menyeberangi perbatasan Rusia menggunakan kereta api, lapor media Rusia, untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kim tiba di stasiun Khasan di perbatasan Rusia dengan kereta api lapis baja. Ia disambut dengan bunga serta persembahan tradisional berupa roti dan garam, menurut laporan kantor berita RIA.
Dalam pertemuan pertamanya dengan pemimpin Rusia itu, Kim diperkirakan akan menggambarkan dirinya sebagai pemain kunci di dunia. Pada saat yang sama, ia juga mencari bantuan dari sekutu penting untuk melonggarkan tekanan terhadap negaranya, yang digalang melalui penerapan sanksi oleh AS dan negara-negara lain.
Pertemuan Kim dan Putin akan dilangsungkan di kota pelabuhan Pasifik Rusia, Vladivostok, pada Kamis (25/2). Kebuntuan pembicaraan nuklir dengan AS akan menjadi agenda utama pertemuan kedua pemimpin tersebut, kata Yuri Ushakov, penasihat di kantor kepresidenan Rusia, Kremlin.
Setelah tiba di stasiun perbatasan Khasan, Kim meninjau Wisma Persahabatan Rusia-Korea, yang berada di stasiun itu. Wisma tersebut dibangun menjelang kunjungan mendiang kakeknya, Kim Il Sung, pada 1986, lapor RIA. Kim Il Sung meninggal pada 1994.
Kantor berita resmi Korea Utara KCNA sebelumnya pada Rabu melaporkan bahwa Kim berangkat menuju Rusia dengan didampingi oleh para pembantu utamanya, termasuk Menteri Luar Negeri Ri Yong Yo dan juru runding nuklir berpengalaman, Choe Son Hui.
Kim berusaha mendapatkan dukungan dari Moskow setelah pertemuan kedua yang dilakukannya dengan Presiden AS Donald Trump di Vietnam pada Februari berantakan. Kedua pemimpin berbeda pendapat soal tuntutan agar Pyongyang melucuti senjata nuklirnya dan agar Washington mencabut sanksi-sanksi terhadap Korut.
Stasiun penyiaran Jepang NHK melaporkan, dengan mengutip seorang pejabat tinggi Rusia, bahwa Putin kemungkinan akan mengajukan usul agar perundingan enam pihak soal perlucutan senjata Korut dimulai lagi, setelah terakhir kali digelar pada 2008. Keenam pihak itu adalah Amerika Serikat, China, Rusia, Jepang, Korea Utara dan Korea Selatan.
Sumber: Reuters