Banda Aceh (ANTARA) - Harga jual beras di sejumlah pasar di Banda Aceh tergolong stabil sejak seminggu terakhir karena pasokannya normal.
“Tidak ada kenaikan harga beras dan harga masih normal,” kata pedagang grosir beras, Nirwan di Pasar Gampong Baro, Banda Aceh, Jumat.
Menurut dia, harga beras stabil karena pasokannya normal. Selain itu, petani lokal di disejumlah daerah di Provinsi Aceh tidak lama ini baru saja panen raya.
“Petani kita sebulan terakhir baru saja panen raya dan pasokan beras normal. Beras ini semua dipasok dari petani lokal di wilayah Aceh Besar dan Tangse, Kabupaten Pidie,” jelas dia.
Pedagang grosir tadi juga menjual beras bulog dengan harga Rp9.000 per kilogram.
seorang pedagang eceran, Rasyidin di Pasar Peunayong, Banda Aceh mengaku nilai beli sejak bulan Ramadhan relatif menurun. “Selama Ramadhan nilai beli itu termasuk turun, dan pasokan barang normal,” katanya.
Ada pun harga beras ukuran 15 kilogram per sak di Pasar Gampong Baro dan Peunayong, Banda Aceh yakni, beras cap dua mawar Rp165.000,-/sak, tiga mawar Rp155.000, mawar wangi Rp135.000, dan beras arial super special Rp140.000.
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi Regional Aceh menyatakan persediaan beras di provinsi Aceh kini mencapai 23 ribu ton.
"Persediaan beras itu cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Aceh hingga tujuh bulan ke depan," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Aceh Sabaruddin Amrullah.
Sabaruddin menyebutkan, persediaan tersebut disimpan di gudang-gudang Bulog yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Namun, jika persediaannya berkurang, akan langsung ditambah.
Terkait dengan harga beras, Sabaruddin Amrullah menyebutkan harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut tetap terjaga stabil dan tidak melampui harga eceran setempat atau HET.
"Kami terus menjaga harga beras di pasaran. Harga sekarang masih berada di bawah HET. HET beras di Aceh mencapai Rp9.950 per kilogram," sebut Sabaruddin.