Banda Aceh (ANTARA) - Sedikitnya 54 orang warga di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan tercatat secara berduyun-duyun memeriksakan kesehatan dirinya, setelah meninggalkan lokasi pengungsian akibat banjir melanda wilayah tersebut.
"Warga yang datang sebagian besar merupakan para lansia (lanjut usia), dan memang mengeluhkan beberapa penyakit. Penyakit yang kita sudah diidentifikasi di antaranya adalah hipertensi, gatal-gatal, sakit kepala, mual, dan jadi lebih sering merasa ingin buang air kecil," ujar tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan, Retno Sulisetiyani di Banjarmasin, Rabu.
Ia melanjutkan, ke-54 orang penduduk ini yang tercatat oleh tim medis mengalami keluhan penyakit, dan memberikan obat-obatan. Selama bencana terjadi, obat-obatan memang tersedia dari puskesmas dalam jumlah yang terbatas.
Pelayanan kesehatan dilakukan pihaknya di dua desa di kabupaten tersebut, di antaranya Sungai Rukam dan Anjir Baru. Peristiwa banjir di kedua desa ini telah surut, dan hanya menyisakan 10 rumah terdampak di Desa Sungai Rukam.
Baca juga: Seorang Isteri di Aceh Rela Sumbangkan Mahar Pernikahan Bagi Palestina
Seperti diketahui, peristiwa banjir mulai surut di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Sabtu (15/6), setelah sepekan lebih merendam wilayah ini. Sejumlah warga sempat berada di pengungsian selama banjir terjadi.
Kini penduduk setempat telah kembali ke rumah mereka masing-masing, akan tetapi muncul kekhawatiran kesehatan terganggu akibat terdampak kondisi yang tidak higienis selama di pengungsian.
"Karenanya ACT bersama tim dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) pada Senin (17/6) kemarin, berinisiatif mengadakan layanan kesehatan untuk memastikan kondisi dari kesehatan para warga yang sempat tinggal di pengungsian agar tetap terjaga," kata Retno Sulisetiyani.
Sekretaris Desa Sungai Rukam, Tanwirul Anwar mengapresiasi langkah yang diambil oleh ACT-MRI dalam membantu penduduk di desa tersebut, dan bahkan setelah bencana ini usai.
Baca juga: ACT optimalkan bantuan pangan ke Palestina di bulan Ramadhan
"Terima kasih kepada ACT dan MRI untuk bantuannya kepada kami di Desa Sungai Rukam, terlebih untuk kerja sama tim dengan posyandu kami," katanya.
Ia mengaku, meski masih ada 10 rumah yang terendam di desa ini, namun secara umum warga sudah kembali kepada aktivitas normal dan kondisi desa mulai relatif aman dengan kondisi tidak ada lagi penduduk desa tersebut yang tinggal di pengungsian.
Menurutnya, tersisa 10 rumah yang terendam banjir ini akibat dari tanggul agak rendah. "Dengan adanya tanggul, jadi lebih aman ketika banjir. Tapi perlu lebih tinggi lagi tanggulnya, karena sekarang ini rendah. Untuk ke depan, tanggul sebagai jalan poros perlu juga kita perkuat lagi, karena belum kokoh. Karenanya sekarang 10 keluarga masih terdampak," jelasnya.
Ia menambahkan, ada sekitar 600 jiwa yang terdampak banjir di Desa Sungai Rukam, dan mayoritasnya adalah petani. Otomatis ketika banjir datang, lahan pertanian mereka total seluas 400 hektare juga ikut terendam.
Akibatnya sudah dapat dipastikan, lahan yang sudah siap panen tersebut kini mesti gagal panen akibat banjir, terang dia.
Baca juga: ACT Aceh tampung dunia usaha salurkan donasi kemanusiaan dunia
Warga Tanah Bumbu periksa kesehatan pascatinggalkan lokasi pengungsian
Rabu, 19 Juni 2019 18:55 WIB