Takengon, Aceh (ANTARA) - Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar menginginkan festival kopi mobil Gayo dapat digelar oleh pengusaha yang tergabung dalam industri mikro, dan kecil setiap tahun karena berpotensi meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke dataran tinggi di Aceh itu.
"Mobile coffee festival (festival kopi mobil) ini, harus diadakan setiap tahun. Memang tahun ini baru perdana, dan saya harap pada tahun-tahun berikutnya juga diselenggarakan," ucap Shabela di Takengon, Jumat.
Ia mengaku, kopi mobil telah turut membantu pemerintah daerah dalam mengurangi angka pengangguran, dan mengembangkan industri hilir dari perkebunan kopi khususnya Arabika setempat.
Aceh Tengah, menurutnya, saat ini memiliki perkebunan kopi milik rakyat seluas 70 ribu hektare, dan tercatat sekitar 35.000 kepala keluarga menggantung hidup di bawah koperasi kopi. Belum lagi sekitar 60 ribu dari individu berprofesi sebagai kopi tersebar di Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues.
Data Dinas Pertanian setempat tahun 2017 menyebut, luas areal tanaman perkebunan kopi Arabika seluas 49.251 hektare dengan angka produksi 31.358 ton, dan kopi Robusta 1.022 hektare yang memproduksi 433 ton.
"Secara tidak langsung, mereka (kopi mobil) turut mendukung kunjungan wisatawan ke Takengon dan sekitarnya. Karena kita miliki 62 objek wisata," katanya.
Pihaknya mengapresiasi terselenggaranya even perdana festival kopi mobil yang turut didukung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Aceh Tengah di acara pacuan kuda tradisional Gayo dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Indonesia.
Sedikitnya ada 29 unit kopi mobil melayani konsumen untuk menikmati kopi Arabika sembari menyaksikan even pacuan kuda tradisional Gayo dengan lokasi parkir bagian tengah di Arena Haji Muhammad Hasan Gayo, Belang Bebangka, Takengon dari 26 Agustus hingga 1 September 2019.
"Saat ini saja, Aceh Tengah menempati urutan tiga setelah Sabang dan Banda Aceh dalam kunjungan wisatawan. Apalagi dengan adanya coffee mobile festival festival, dan keindahan Danau Laut Tawar serta agro wisata kopi Gayo," terang Bupati Shabela.
Ramdan (27), pedagang kopi mobil yang telah menekuni usaha kopi jenis Arabika Gayo selama tiga bulan terakhir menyambut baik akan digelar festival tersebut setiap tahun.
Data terakhir dari Coffee Mobile Takengon dan Bener Meriah menyebut, dewasa ini pada kedua wilayah itu terdapat sekitar seratusan kopi mobil yang selalu terparkir baik di pusat kota atau pinggiran menjual kopi khusus jenis Arabika.
"Kami sebagai salah satu kopi mobil yang beroperasi di Takengon, mendukung festival tersebut. Tapi kalau bisa nanti tahun depan, panitia tentukan apa yang menjadi penilaian. Barista kah, keunikan mobil, atau cita rasa kopi," tuturnya.