Jakarta (ANTARA) - Pernahkah Anda menemukan roti yang mulai berbintik hijau atau nasi sisa semalam yang berbau asam? Atau mungkin melihat tempe yang berubah warna lebih gelap dari biasanya? Di Indonesia, dengan cuaca yang cenderung panas dan lembap, makanan bisa lebih cepat ditumbuhi jamur jika tidak disimpan dengan baik.
Saat melihat makanan berjamur, sebagian orang mungkin langsung membuangnya, sementara yang lain cukup memotong bagian yang berjamur dan tetap mengonsumsinya. Tapi, apakah hal itu aman? Berikut penjelasannya.
Jamur adalah sejenis fungi yang tumbuh pada makanan yang sudah terlalu lama disimpan atau berada dalam kondisi lembap. Jamur bisa menyebar melalui udara dan tumbuh pada berbagai jenis makanan, terutama yang memiliki kadar air tinggi seperti nasi, roti, buah, dan makanan fermentasi.
Di Indonesia, makanan seperti tempe, tahu dan tape sebenarnya dibuat dengan bantuan jamur tertentu yang aman dikonsumsi. Namun, jamur yang muncul secara alami pada makanan yang sudah basi bisa berbahaya bagi kesehatan.
Jamur berkembang biak dengan cepat di lingkungan yang hangat dan lembap. Suhu yang tinggi dan kadar air yang cukup dalam makanan membuat jamur lebih mudah tumbuh dan menyebar. Jika makanan tidak disimpan dengan baik, jamur dapat muncul hanya dalam hitungan hari, bahkan lebih cepat pada makanan dengan kadar air tinggi. Beberapa contoh makanan yang sering ditumbuhi jamur antara lain:
- Nasi sisa yang dibiarkan semalaman di suhu ruangan
- Roti tawar yang tidak disimpan dalam wadah tertutup
- Buah-buahan seperti pisang, tomat dan jeruk yang terlalu matang
- Tempe dan tahu yang dibiarkan di udara terbuka terlalu lama
- Sambal dan makanan bersantan yang tidak segera dimasukkan ke kulkas
Baca juga: Tips simpan makanan agar tetap segar dan aman dikonsumsi
Apakah jamur berbahaya bagi kesehatan
Tidak semua jamur berbahaya, tetapi sebagian dapat menghasilkan mikotoksin, yaitu zat beracun yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan jika tertelan. Mikotoksin dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, hingga gangguan organ dalam jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap jamur, terutama mereka yang memiliki alergi atau gangguan pernapasan. Menghirup spora jamur dari makanan basi juga bisa memicu reaksi alergi atau iritasi pada saluran pernapasan.
Cara mencegah pertumbuhan jamur pada makanan
Agar makanan tidak cepat berjamur, berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan.
- Simpan makanan dengan benar. Nasi, lauk, dan makanan bersantan sebaiknya disimpan di kulkas jika tidak langsung dimakan
- Gunakan wadah tertutup. Roti, tempe, dan tahu lebih tahan lama jika disimpan dalam wadah tertutup dan diletakkan di tempat sejuk
- Jaga kebersihan kulkas dan dapur. Bersihkan kulkas secara rutin untuk mencegah pertumbuhan jamur
- Perhatikan tanggal kedaluwarsa. Jangan mengonsumsi makanan yang sudah melewati masa simpannya, terutama produk susu dan roti
- Segera konsumsi makanan basah. Sambal, sayur, dan makanan berkuah sebaiknya tidak disimpan terlalu lama di suhu ruangan.
Baca juga: Resep semur daging sapi yang empuk dan lezat untuk Lebaran
Haruskah makanan berjamur langsung dibuang
Sebagian makanan yang berjamur sebaiknya langsung dibuang karena jamur bisa menyebar ke bagian dalam meskipun tidak terlihat. Namun, ada beberapa pengecualian.
- Makanan yang harus dibuang adalah nasi, roti, buah, tahu, tempe, dan makanan basah seperti santan, sup, dan sambal yang sudah berjamur. Makanan dengan tekstur lembut yang berjamur sebaiknya tidak dikonsumsi lagi karena jamur bisa menyebar ke seluruh bagian.
- Makanan yang masih bisa diselamatkan adalah keju keras seperti keju parmesan atau edam yang bisa dikonsumsi setelah bagian berjamur dipotong minimal dua sentimeter dari area yang terkena. Sayuran keras seperti wortel dan paprika bisa dikonsumsi jika jamur hanya ada di permukaan dan bagian tersebut dibuang dengan aman.
Baca juga: Kemenkes: Biskuit PMT berjamur untuk atasi stunting sudah diperiksa
Baca juga: Resep opor ayam lezat untuk Lebaran