Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan program digitalisasi sekolah akan menggunakan produk dalam negeri.
“Program digitalisasi di sekolah ini dimulai dari jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA. Nantinya, kita akan mengirimkan sebanyak 190.000 laptop pada 12.000 sekolah dengan anggaran Rp1,3 triliun. Sebanyak 100 persen anggaran itu akan dibelanjakan untuk laptop produk dalam negeri (PDN) dengan sertifikat tingkat komponen dalam negeri. Tentunya, kami akan terus melakukan pembelajaran PDN pada tahun berikutnya,” ujar Nadiem dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Nadiem menambahkan pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp2,4 triliun untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) 2021 di tingkat provinsi, kabupaten dan kota, yang akan digunakan untuk pembelian 240.000 laptop.
Untuk itu, komitmen pemerintah daerah maupun dinas pendidikan daerah sangat diperlukan untuk melakukan pembelajaran dengan produk dalam negeri.
“Pemanfaatan PDN ini memberikan dampak luar biasa bagi kemajuan kita dan peningkatan hilirisasi dari temuan riset perguruan tinggi,” tambah dia.
Nadiem menjelaskan pada masa pandemi, inovasi di berbagai SMK dan perguruan tinggi. Terkait program pendidikan vokasi, Kemendikbudristek meluncurkan SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi.
Selain itu, mahasiswa dan dosen di seluruh Indonesia turut mengembangkan kapasitas melalui program Kampus Merdeka.
Dengan demikian, pihaknya tidak hanya melakukan penganggaran untuk pengadaan produk dalam negeri, tetapi juga menyediakan ekosistem kebijakan untuk memastikan sekolah-sekolah terlibat dalam proses modernisasi industri dan teknologi Indonesia.
Saat ini beberapa perguruan tinggi juga sudah mengembangkan produk laptop dalam negeri, seperti yang dilakukan ITB, ITS dan UGM. Kampus-kampus tersebut membentuk konsorsium yang menjalin kerja sama dengan industri TIK dalam negeri untuk memproduksi laptop Merah Putih.