Jambi (ANTARA Aceh) - Jika ke Provinsi Jambi, rasanya belum lengkap kalau belum menginjakkan kaki di Kota Seberang Jambi. Bukan hanya karena untuk mendapatkan batik tenun karya tangan-tangan terampil, jika berkunjung ke kota itu.
Untuk mencapai Kota Seberang Jambi dari Kota Jambi, kini tidak mesti lagi naik perahu getek mengarungi Sungai Batanghari yang di permukaan kelihatan tenang, namun di dasarnya cukup deras dan menghanyutkan.
Kini telah dibangun jembatan yang menghubungkan Kota Jambi dan kawasan Kota Seberang Jambi itu terbentang di atas Sungai Batanghari.
Jembatan yang diberinama pedestrian itu merupakan satu kesatuan dengan Monumen Gentala Arasy yang diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 28 Maret 2015. Menara Gentala Arasy dibangun di kawasan cagar budaya Kota Seberang Jambi yang menjorok ke pinggiran Sungai Batanghari.
Seusai diresmikan, kompleks Menara Gentala Arasy dan jembatan pedestrian dikunjungi ribuan orang setiap harinya, terutama pada hari-hari libur. Pemerintah Provinsi Jambi menjadikan Menara Gentala Arasy dan jembatan sebagai ikon baru wisata di wilayah itu.
Di lantai dasar Menara Gentala Arasy, para pengunjung dapat menyaksikan mushaf Al Quran terbesar berukuran 180 x 170 centimeter, selain juga terdapat informasi perjalanan sejarah masuk dan berkembangnya agama Islam ke Jambi.
Di sekitar menara juga telah berdiri kios-kios yang merupakan sentra wisata untuk menyuguhkan aneka kuliner khas Jambi dan masakan dari beberapa daerah lain di Indonesia. Selain juga dilengkapi dermaga untuk kapal pariwisata.
Sementara di halaman Menara Gentala Arasy, juga terdapat relief dua dimensi perjalanan penyebaran Islam. Di atas bangunan menara juga terdapat jam besar yang mengadopsi menara jam di Makkah.
Gentala Arasy itu sendiri merupakan singkatan "Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayoeti", yang merupakan mantan gubernur Jambi berasal dari Kota Seberang Jambi. Di Kota Seberang juga masih banyak dijumpai bangunan rumah tradisional masyarakat Jambi.
"Kami mendukung daerah ini sebagai kawasan wisata, karena telah memberikan dampak nyata memberikan lapangan pekerjaan kepada penduduk," kata Rizki, pemuda Kelurahan Arab Melayu, Jambi.
Kendati demikian, maju atau tidaknya sektor pariwisata juga sangat tergantung dari keseriusan pemerintah baik itu provinsi maupun kabupaten dan kota.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi Edi Erizon mengatakan pihaknya berkomitmen membangun sektor pariwisata guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberi lapangan kerja yang luas kepada penduduk.
"Berbagai upaya terus dilakukan untuk menarik kunjungan wisatawan ke Jambi, karena kita menyadari bahwa tumbuhnya sektor pariwisata memberikan dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi rakyat," katanya.
Salah satu contoh, kata dia, Pemprov Jambi membangun Menara Gentala Arasy dan jembatan pedestrian di Kota Jambi, selain juga berbagai infrastruktur seperti di Kabupaten Kerinci.
Pemerintah Provinsi Jambi telah berupaya meningkatkan pembangunan dan perluasan Bandara Sultan Thaha yang diharapkan ke depan dapat menjadi "pintu gerbang" memperlancar masuknya wisatawan ke negeri berjuluk "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah" ini.
"Bandara mulai diperbagus dan infrastruktur pendukungnya tentu menjadi perhatian. Itu semua dilakukan pemerintah untuk menjadikan daya tarik agar wisatawan baik domestik maupun mancanegara tertarik datang ke Jambi," katanya.
Ia juga menjelaskan, Pemprov Jambi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga telah melatih dan membekali bahasa Inggris kepada para pemandu wisata seperti di Gunung Kerinci.
"Itu juga merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah untuk mewujudkan Jambi sebagai daerah tujuan wisata populer di masa mendatang. Kita juga sudah bekerja sama dengan perusahaan penerbangan, Garuda Indonesia. Hasil kerja sama itu, kini destinasi wisata Jambi telah dimasukkan dalam majalah Garuda," katanya.
Edi Erizon juga menjelaskan, Provinsi Jambi memiliki lima daerah yang menjadi andalan untuk meraih lebih banyak kunjungan wisatawan. Daerah tujuan wisata andalan Jambi itu antara lain Gunung Api Kerinci dan Danau Tujuh di Kabupaten Kerinci, dan geopark tertua di Kabupaten Merangin.
Untuk sektor pariwisata saja, kata dia Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara ke daerahnya sebesar 12 persen pada 2015 dari tahun sebelumnya sebanyak 10.910 wisman.
Disebutkan tahun 2013 wisman yang berkunjung ke sejumlah objek wisata andalan di beberapa kabupaten dan kota di Jambi sebanyak 9.199 orang.
"Tahun ini kita targetkan wisman ke Jambi naik 12 persen dari tahun sebelumnya. Kita berupaya meningkatkan pertumbuhan di sektor pariwisata," kata Edi.
Sedangkan untuk wisatawan Nusantara (wisnus) yang berkunjung ke Jambi tahun 2013, Edi menyebutkan sebanyak 1.434.130 orang dan tahun 2014 naik menjadi 1.577.543 orang.
Untuk wisnu, Dinas Pariwisata menargetkan kenaikan di atas target kunjungan wisman. Peningkatan itu diyakini tercapai mengingat sudah dibangunnya dua ikon baru Jambi, yakni jembatan Pedestrian dan Menara Gentala Arasy.
Pemerintah Provinsi Jambi terus berupaya meningkatkan sektor kepariwisataan, sebab di Jambi banyak potensi wisata yang diyakini bisa mendunia.
Jambi memiliki objek wisata andalan yang disebut lima TER. Yakni gunung tertinggi di Sumatera (Kabupaten Kerinci), Danau 7 Kaco tertinggi plus kebun Teh Terluas (Kerinci), Geopark Merangin terluas (Merangin), sungai Batanghari terpanjang di Sumatera dan Candi terluas (Muarojambi).
"Jambi memiliki potensi wisata yang sangat potensial, ke depan ini terus kita kembangkan untuk menarik wisatawan berkunjung ke Jambi," jelasnya.
Selain itu, upaya lain untuk menggaet wisatawan adalah meningkatkan infrastruktur dan penyedian jasa, diantaranya peningkatan Bandara Sultan Thaha Syaifudin Jambi, pembangunan jalan dan jembatan serta pelayanan di sektor perhotelan.
Edi juga menyakini dari tahun ke tahun wisatawan yang datang ke Jambi untuk menikmati objek wisata akan terus meningkat.
"Optimistis pariwisata Jambi tumbuh membaik di masa mendatang, apalagi kini mulai ada kesadaran bahwa pariwisata telah memberi efek besar percepatan pertumbuhan ekonomi rakyat," kata Edi.
Kelima daerah yang masih menjadi andalan untuk meraih lebih banyak kunjungan wisatawan ke Provinsi Jambi itu yakni Gunung Api Kerinci dan Danau Tujuh di Kabupaten Kerinci, dan geopark tertua di Kabupaten Merangin dan Kota Jambi.
Khusus untuk Geopark Merangin, jelas dia, telah tercatat sebagai kawasan geopark nasional dan kini sedang menunggu proses untuk dijadikan dalam jaringan Global Geopark Network di UNESCO.
"Jika Geopark Merangin masuk dalam jaringan GGN dan diakui UNESCO, maka diyakini akan mampu mendatangkan lebih banyak wisman," katanya.
Kemudian Candi Muara Jambi di Kabupaten Muara Jambi serta sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di Sumatera.
"Terhadap objek dan daerah andalan wisata yang dimiliki Provinsi Jambi itu telah terkenal, namun promosi terus kami lakukan untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan," katanya.
Menjadi harapan besar agar sektor wisata Jambi akan lebih bergairah yang diawali dari Menara Gentala Arasy dan jembatan pedestrian di Kota Jambi.
Untuk mencapai Kota Seberang Jambi dari Kota Jambi, kini tidak mesti lagi naik perahu getek mengarungi Sungai Batanghari yang di permukaan kelihatan tenang, namun di dasarnya cukup deras dan menghanyutkan.
Kini telah dibangun jembatan yang menghubungkan Kota Jambi dan kawasan Kota Seberang Jambi itu terbentang di atas Sungai Batanghari.
Jembatan yang diberinama pedestrian itu merupakan satu kesatuan dengan Monumen Gentala Arasy yang diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 28 Maret 2015. Menara Gentala Arasy dibangun di kawasan cagar budaya Kota Seberang Jambi yang menjorok ke pinggiran Sungai Batanghari.
Seusai diresmikan, kompleks Menara Gentala Arasy dan jembatan pedestrian dikunjungi ribuan orang setiap harinya, terutama pada hari-hari libur. Pemerintah Provinsi Jambi menjadikan Menara Gentala Arasy dan jembatan sebagai ikon baru wisata di wilayah itu.
Di lantai dasar Menara Gentala Arasy, para pengunjung dapat menyaksikan mushaf Al Quran terbesar berukuran 180 x 170 centimeter, selain juga terdapat informasi perjalanan sejarah masuk dan berkembangnya agama Islam ke Jambi.
Di sekitar menara juga telah berdiri kios-kios yang merupakan sentra wisata untuk menyuguhkan aneka kuliner khas Jambi dan masakan dari beberapa daerah lain di Indonesia. Selain juga dilengkapi dermaga untuk kapal pariwisata.
Sementara di halaman Menara Gentala Arasy, juga terdapat relief dua dimensi perjalanan penyebaran Islam. Di atas bangunan menara juga terdapat jam besar yang mengadopsi menara jam di Makkah.
Gentala Arasy itu sendiri merupakan singkatan "Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayoeti", yang merupakan mantan gubernur Jambi berasal dari Kota Seberang Jambi. Di Kota Seberang juga masih banyak dijumpai bangunan rumah tradisional masyarakat Jambi.
"Kami mendukung daerah ini sebagai kawasan wisata, karena telah memberikan dampak nyata memberikan lapangan pekerjaan kepada penduduk," kata Rizki, pemuda Kelurahan Arab Melayu, Jambi.
Kendati demikian, maju atau tidaknya sektor pariwisata juga sangat tergantung dari keseriusan pemerintah baik itu provinsi maupun kabupaten dan kota.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi Edi Erizon mengatakan pihaknya berkomitmen membangun sektor pariwisata guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberi lapangan kerja yang luas kepada penduduk.
"Berbagai upaya terus dilakukan untuk menarik kunjungan wisatawan ke Jambi, karena kita menyadari bahwa tumbuhnya sektor pariwisata memberikan dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi rakyat," katanya.
Salah satu contoh, kata dia, Pemprov Jambi membangun Menara Gentala Arasy dan jembatan pedestrian di Kota Jambi, selain juga berbagai infrastruktur seperti di Kabupaten Kerinci.
Pemerintah Provinsi Jambi telah berupaya meningkatkan pembangunan dan perluasan Bandara Sultan Thaha yang diharapkan ke depan dapat menjadi "pintu gerbang" memperlancar masuknya wisatawan ke negeri berjuluk "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah" ini.
"Bandara mulai diperbagus dan infrastruktur pendukungnya tentu menjadi perhatian. Itu semua dilakukan pemerintah untuk menjadikan daya tarik agar wisatawan baik domestik maupun mancanegara tertarik datang ke Jambi," katanya.
Ia juga menjelaskan, Pemprov Jambi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga telah melatih dan membekali bahasa Inggris kepada para pemandu wisata seperti di Gunung Kerinci.
"Itu juga merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah untuk mewujudkan Jambi sebagai daerah tujuan wisata populer di masa mendatang. Kita juga sudah bekerja sama dengan perusahaan penerbangan, Garuda Indonesia. Hasil kerja sama itu, kini destinasi wisata Jambi telah dimasukkan dalam majalah Garuda," katanya.
Edi Erizon juga menjelaskan, Provinsi Jambi memiliki lima daerah yang menjadi andalan untuk meraih lebih banyak kunjungan wisatawan. Daerah tujuan wisata andalan Jambi itu antara lain Gunung Api Kerinci dan Danau Tujuh di Kabupaten Kerinci, dan geopark tertua di Kabupaten Merangin.
Untuk sektor pariwisata saja, kata dia Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara ke daerahnya sebesar 12 persen pada 2015 dari tahun sebelumnya sebanyak 10.910 wisman.
Disebutkan tahun 2013 wisman yang berkunjung ke sejumlah objek wisata andalan di beberapa kabupaten dan kota di Jambi sebanyak 9.199 orang.
"Tahun ini kita targetkan wisman ke Jambi naik 12 persen dari tahun sebelumnya. Kita berupaya meningkatkan pertumbuhan di sektor pariwisata," kata Edi.
Sedangkan untuk wisatawan Nusantara (wisnus) yang berkunjung ke Jambi tahun 2013, Edi menyebutkan sebanyak 1.434.130 orang dan tahun 2014 naik menjadi 1.577.543 orang.
Untuk wisnu, Dinas Pariwisata menargetkan kenaikan di atas target kunjungan wisman. Peningkatan itu diyakini tercapai mengingat sudah dibangunnya dua ikon baru Jambi, yakni jembatan Pedestrian dan Menara Gentala Arasy.
Pemerintah Provinsi Jambi terus berupaya meningkatkan sektor kepariwisataan, sebab di Jambi banyak potensi wisata yang diyakini bisa mendunia.
Jambi memiliki objek wisata andalan yang disebut lima TER. Yakni gunung tertinggi di Sumatera (Kabupaten Kerinci), Danau 7 Kaco tertinggi plus kebun Teh Terluas (Kerinci), Geopark Merangin terluas (Merangin), sungai Batanghari terpanjang di Sumatera dan Candi terluas (Muarojambi).
"Jambi memiliki potensi wisata yang sangat potensial, ke depan ini terus kita kembangkan untuk menarik wisatawan berkunjung ke Jambi," jelasnya.
Selain itu, upaya lain untuk menggaet wisatawan adalah meningkatkan infrastruktur dan penyedian jasa, diantaranya peningkatan Bandara Sultan Thaha Syaifudin Jambi, pembangunan jalan dan jembatan serta pelayanan di sektor perhotelan.
Edi juga menyakini dari tahun ke tahun wisatawan yang datang ke Jambi untuk menikmati objek wisata akan terus meningkat.
"Optimistis pariwisata Jambi tumbuh membaik di masa mendatang, apalagi kini mulai ada kesadaran bahwa pariwisata telah memberi efek besar percepatan pertumbuhan ekonomi rakyat," kata Edi.
Kelima daerah yang masih menjadi andalan untuk meraih lebih banyak kunjungan wisatawan ke Provinsi Jambi itu yakni Gunung Api Kerinci dan Danau Tujuh di Kabupaten Kerinci, dan geopark tertua di Kabupaten Merangin dan Kota Jambi.
Khusus untuk Geopark Merangin, jelas dia, telah tercatat sebagai kawasan geopark nasional dan kini sedang menunggu proses untuk dijadikan dalam jaringan Global Geopark Network di UNESCO.
"Jika Geopark Merangin masuk dalam jaringan GGN dan diakui UNESCO, maka diyakini akan mampu mendatangkan lebih banyak wisman," katanya.
Kemudian Candi Muara Jambi di Kabupaten Muara Jambi serta sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di Sumatera.
"Terhadap objek dan daerah andalan wisata yang dimiliki Provinsi Jambi itu telah terkenal, namun promosi terus kami lakukan untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan," katanya.
Menjadi harapan besar agar sektor wisata Jambi akan lebih bergairah yang diawali dari Menara Gentala Arasy dan jembatan pedestrian di Kota Jambi.