Meulaboh (ANTARA Aceh)- Wakil Ketua DPR Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh Kamaruddin, SE meminta para pedagang beras di seputar Meulaboh untuk lebih selektif menerima pasokan beras impor terutama berasal dari pasar distributor Medan Sumatera Utara.
"Kitapun memberikan pandangan kepada pedagang beras, tolong hati-hati memasok beras apalagi dari Medan, ini yang sangat jelas yang sering terjadi pencampuran beras dengan plastik,"katanya di Meulaboh, Sabtu.
Hal itu disampaikan disela-sela melakukan inspeksi mendadak (sidak) pasar anggota dewan Kabupaten Aceh Barat untuk memberi penyadaran pedagang beras agar tidak menjual beras dicampur plastik karena itu sangat berbahaya apabila dikonsumsi masyarakat luas.
Sidak dilakukan dalam beberapa tempat ruko pedagang grosir beras di seputar pusat pasar Bina Usaha Meulaboh Jalan Daud Dariah II, politisi Partai Golkar ini memberikan pemahaman agar pedagang mengenali bentuk beras yang mengandung sintesis serta kerugian besar bagi pedagang terkena sanksi hukum atas perbuatan tersebut.
Kamaruddin menyampaikan, pedangang perlu lebih selektif menerima pasokan beras dari luar daerah untuk mencegah masuknya beras impor kepasar sebagaimana ditemukan disejumlah daerah di Tanah Air.
"Alhamdulilah hari ini dari beberapa tempat kita jumpai tidak ada beras sintesis, semua disini beras lokal, beras Aceh terbukti keasliannya tidak diragunakan,"imbunya.
Lebih lanjut dikatakan, upaya lain untuk menekan masuknya beras mengandung penyakit berbahaya bagi kesehatan itu pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perdagangan agar lebih proaktif memantau pasar sebelum pedang juga rugi.
Kerugian para pedangang beras dapat terjadi dari semakin rendahnya pembelian beras dipasar, ataupun masyarakat mencurigai pedagang tertentu menjual beras tersebut sehingga dapat memculkan persoalan konflik bagi pedagang itu sendiri.
Momentum ini kata Kamaruddin, masyarakat Aceh dapat membangun kualitas beras lokal sehingga pangan masyarakat aman, kemudian pedagang juga dimintakan melapor apabila menemukan atau mencurigai beras sintesis.
"Upaya lain harapan kami pengawasan dan pengontrolan dari Bulog dan instansi terkait pemda, kemudian terutama sekali bagi pedagang sendiri untuk betul-betul selektif terhadap beras yang dipasok dan jangan lupa melapor apabila menemukan,"katanya.
Sementara itu Muslim (40) salah seorang pedagang beras di komplek pasar Bina Usaha Meulaboh ini mengatakan, semenjak mencuapnya pemberitaan berbagai media mengenai peredaran beras plastik dipasar cukup mempengaruhi kondisi penjualan mereka.
"Hampir setiap pembeli yang datang menanyakan bagaimana bentuk beras plastik,?. Seolah-olah kami juga menjualnya, dipasar ini tidak ada yang menjualnya tapi ini menjadi tekanan bagi kami pedagang menghadapi setiap pelangan,"katanya menambahkan.
Para pedangan setempat meminta pemerintah tidak lagi membeli beras impor, karena menurut mereka akar permasalahan berada disana, karena pemerintah masih membeli beras impor berdampak pada kekacauan dan ketakutan para pedagang membeli beras dari distributor.
"Kitapun memberikan pandangan kepada pedagang beras, tolong hati-hati memasok beras apalagi dari Medan, ini yang sangat jelas yang sering terjadi pencampuran beras dengan plastik,"katanya di Meulaboh, Sabtu.
Hal itu disampaikan disela-sela melakukan inspeksi mendadak (sidak) pasar anggota dewan Kabupaten Aceh Barat untuk memberi penyadaran pedagang beras agar tidak menjual beras dicampur plastik karena itu sangat berbahaya apabila dikonsumsi masyarakat luas.
Sidak dilakukan dalam beberapa tempat ruko pedagang grosir beras di seputar pusat pasar Bina Usaha Meulaboh Jalan Daud Dariah II, politisi Partai Golkar ini memberikan pemahaman agar pedagang mengenali bentuk beras yang mengandung sintesis serta kerugian besar bagi pedagang terkena sanksi hukum atas perbuatan tersebut.
Kamaruddin menyampaikan, pedangang perlu lebih selektif menerima pasokan beras dari luar daerah untuk mencegah masuknya beras impor kepasar sebagaimana ditemukan disejumlah daerah di Tanah Air.
"Alhamdulilah hari ini dari beberapa tempat kita jumpai tidak ada beras sintesis, semua disini beras lokal, beras Aceh terbukti keasliannya tidak diragunakan,"imbunya.
Lebih lanjut dikatakan, upaya lain untuk menekan masuknya beras mengandung penyakit berbahaya bagi kesehatan itu pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perdagangan agar lebih proaktif memantau pasar sebelum pedang juga rugi.
Kerugian para pedangang beras dapat terjadi dari semakin rendahnya pembelian beras dipasar, ataupun masyarakat mencurigai pedagang tertentu menjual beras tersebut sehingga dapat memculkan persoalan konflik bagi pedagang itu sendiri.
Momentum ini kata Kamaruddin, masyarakat Aceh dapat membangun kualitas beras lokal sehingga pangan masyarakat aman, kemudian pedagang juga dimintakan melapor apabila menemukan atau mencurigai beras sintesis.
"Upaya lain harapan kami pengawasan dan pengontrolan dari Bulog dan instansi terkait pemda, kemudian terutama sekali bagi pedagang sendiri untuk betul-betul selektif terhadap beras yang dipasok dan jangan lupa melapor apabila menemukan,"katanya.
Sementara itu Muslim (40) salah seorang pedagang beras di komplek pasar Bina Usaha Meulaboh ini mengatakan, semenjak mencuapnya pemberitaan berbagai media mengenai peredaran beras plastik dipasar cukup mempengaruhi kondisi penjualan mereka.
"Hampir setiap pembeli yang datang menanyakan bagaimana bentuk beras plastik,?. Seolah-olah kami juga menjualnya, dipasar ini tidak ada yang menjualnya tapi ini menjadi tekanan bagi kami pedagang menghadapi setiap pelangan,"katanya menambahkan.
Para pedangan setempat meminta pemerintah tidak lagi membeli beras impor, karena menurut mereka akar permasalahan berada disana, karena pemerintah masih membeli beras impor berdampak pada kekacauan dan ketakutan para pedagang membeli beras dari distributor.