Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Ramadhan 1436 Hijriah bisa menjadi bulan yang penuh berkah dan sangat menggembirakan bagi masyarakat pedalalam Bulohseuma, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan.
Itu karena mereka dalam menjalani ibadah puasa tahun ini sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan puasa pada tahun-tahun sebelumnya.
Jika sebelumnya masyarakat yang mendiami wilayah terisolir dan terpencil itu menjalani kehidupan sehari-hari dalam suasana yang gelap gulita karena tidak ada lampu penerang, maka terhitung mulai 3 Juni 2015, kawasan terpencil itu sudah mulai dialiri listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Wilayah Bulohseuma yang terdiri dari desa desa, yakni Desa Raket, Desa Kuta Padang dan Desa Teungoh, dulunya suasana di saat malam hari gelap gulita, namun kini telah berubah drastis karena di sepanjang jalan desa telah diterangi lampu.
Meskipun dari jumlah rumah dalam tiga desa sebanyak 189 unit, belum seluruhnya terpasang listrik, namun dalam tahap awal ini setidaknya sudah mencapai 50 rumah telah terpasang listrik.
T Safrizal SKM, satu-satunya perawat pegawai tidak tetap (PTT) yang bertugas di Puskesmas Pembantu Bulohseuma menuturkan setelah masuknya arus listrik ke wilayah itu, kondisi kehidupan perkampungan penduduk yang berlokasi di pesisir pantai Samudera Hindia itu berubah total.
"Saat pertama kali menikmati masuknya arus listrik di desanya, masyarakat Bulohseuma bagaikan baru merasakan kenikmatan kemerdekaan. Maklum saja, sudah mencapai puluhan tahun negara ini merdeka, baru saat ini mereka merasakan fasilitas listrik," katanya di Tapaktuan, Selasa.
Menurutnya, sejak dicanangkannya gebrakan pembangunan untuk mengakhiri kondisi keterisoliran Bulohseuma oleh Bupati Aceh Selatan H T Sama Indra awal tahun 2014, sudah mulai terlihat nyata perubahan pembangunan di wilayah yang didiami sebanyak 789 jiwa itu.
Gebrakan pembangunan pertama, sebut Bupati, telah terwujudnya jalan tembus mulai dari Keude Trumon ke Bulohseuma sepanjang 32 Km dan akan dilanjutkan lagi pembukaan jalan tembus dari Bulohseuma ke Kuala Baru, Kabupaten Aceh Singkil, sepanjang 30 Km.
"Setelah pembukaan jalan tembus rampung dikerjakan, kemudian gebrakan pembangunan selanjutnya yaitu pemasangan tiang listrik PLN mulai dari Keude Trumon sampai Bulohseuma sampai akhirnya arus listrik telah masuk ke perkampungan penduduk itu," ujar Safrizal.
Perlu Telekomunikasi
Untuk melengkapi kebutuhan hidup masyarakat setempat, sambung dia, ke depannya Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan tinggal mengoordinasikan dengan pihak PT Telkom ataupun dengan pihak Telkomsel serta perusahaan telekomunikasi lainnya, agar segera membangun tower telekomunikasi di wilayah itu, sehingga masyarakat setempat benar-benar akan merasakan "kemerdekaan" dari kondisi terisolir dan terpencil seperti yang dirasakan selama ini.
Camat Trumon, Emifizal SP membenarkan bahwa dalam menjalani ibadah puasa tahun ini, masyarakat Kemukiman Bulohseuma telah menikmati fasilitas lampu penerang dari Listrik PLN.
"Sebenarnya, arus listrik itu telah masuk ke Bulohseuma sejak sebulan lalu sebelum puasa, namun arusnya baru sebatas sampai di tiang, belum merata masuk ke rumah-rumah penduduk," ujar Emifizal.
Dia mengaku, dari sebanyak 189 unit jumlah rumah penduduk dalam tiga desa di Bulohseuma, yang sudah terpasang listrik PLN baru sebanyak 50 unit, karena proses pemasangannya butuh biaya sehingga hanya masyarakat yang mampu yang sanggup memasangnya saat ini.
"Terhadap masyarakat yang tidak mampu, maka ke depannya akan ada program pemasangan meteran listrik gratis yang dibiayai oleh Pemkab Aceh Selatan. Untuk merealisasikan program itu, beberapa waktu lalu petugas dari Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh Selatan, telah turun ke Bulohseuma melakukan survey lokasi, diperkirakan setelah lebaran atau paling lambat akhir tahun ini bantuan itu sudah di realisasikan," kata Camat Trumon.
Emifizal menambahkan, keberhasilan masuknya arus listrik ke Bulohseuma itu, tidak terlepas dari kerja keras dan upaya lobi maksimal yang dilakukan Bupati Sama Indra terhadap Manager PT PLN Area Subulussalam yang membawahi wilayah kerja mulai dari Aceh Singkil sampai Aceh Selatan.
"Ini murni karena keberhasilan Bupati melobi pihak PLN, sebab jika dihitung secara ekonomi, jelas-jelas pihak PLN menanggung kerugian besar membangun fasilitas listrik ke Bulohseuma karena antara biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pemasukan yang akan diperoleh," tandas Emifizal.
Selain itu, dari segi kesehatan, masyarakat di Bulohseuma sudah terlayani dengan baik, dengan menempatkan tenaga kesehatan di desa-desa.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Selatan Mardaleta SE MKes mengatakan, sesuai dengan permintaan masyarakat setempat, pihaknya telah menambah dua lagi petugas kesehatan untuk ditempatkan di desa-desa dalam Kemukiman Bulohseuma yang merupakan berasal putra putri daerah setempat.
"Kita harapkan dengan dibangunnya sarana dan prasarana yang memadai di Bulohseuma, maka masyarakat di daerah itu tidak lagi merasa terisolir dan perekonomian di daerah itu bisa berkembang," katanya.
Itu karena mereka dalam menjalani ibadah puasa tahun ini sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan puasa pada tahun-tahun sebelumnya.
Jika sebelumnya masyarakat yang mendiami wilayah terisolir dan terpencil itu menjalani kehidupan sehari-hari dalam suasana yang gelap gulita karena tidak ada lampu penerang, maka terhitung mulai 3 Juni 2015, kawasan terpencil itu sudah mulai dialiri listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Wilayah Bulohseuma yang terdiri dari desa desa, yakni Desa Raket, Desa Kuta Padang dan Desa Teungoh, dulunya suasana di saat malam hari gelap gulita, namun kini telah berubah drastis karena di sepanjang jalan desa telah diterangi lampu.
Meskipun dari jumlah rumah dalam tiga desa sebanyak 189 unit, belum seluruhnya terpasang listrik, namun dalam tahap awal ini setidaknya sudah mencapai 50 rumah telah terpasang listrik.
T Safrizal SKM, satu-satunya perawat pegawai tidak tetap (PTT) yang bertugas di Puskesmas Pembantu Bulohseuma menuturkan setelah masuknya arus listrik ke wilayah itu, kondisi kehidupan perkampungan penduduk yang berlokasi di pesisir pantai Samudera Hindia itu berubah total.
"Saat pertama kali menikmati masuknya arus listrik di desanya, masyarakat Bulohseuma bagaikan baru merasakan kenikmatan kemerdekaan. Maklum saja, sudah mencapai puluhan tahun negara ini merdeka, baru saat ini mereka merasakan fasilitas listrik," katanya di Tapaktuan, Selasa.
Menurutnya, sejak dicanangkannya gebrakan pembangunan untuk mengakhiri kondisi keterisoliran Bulohseuma oleh Bupati Aceh Selatan H T Sama Indra awal tahun 2014, sudah mulai terlihat nyata perubahan pembangunan di wilayah yang didiami sebanyak 789 jiwa itu.
Gebrakan pembangunan pertama, sebut Bupati, telah terwujudnya jalan tembus mulai dari Keude Trumon ke Bulohseuma sepanjang 32 Km dan akan dilanjutkan lagi pembukaan jalan tembus dari Bulohseuma ke Kuala Baru, Kabupaten Aceh Singkil, sepanjang 30 Km.
"Setelah pembukaan jalan tembus rampung dikerjakan, kemudian gebrakan pembangunan selanjutnya yaitu pemasangan tiang listrik PLN mulai dari Keude Trumon sampai Bulohseuma sampai akhirnya arus listrik telah masuk ke perkampungan penduduk itu," ujar Safrizal.
Perlu Telekomunikasi
Untuk melengkapi kebutuhan hidup masyarakat setempat, sambung dia, ke depannya Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan tinggal mengoordinasikan dengan pihak PT Telkom ataupun dengan pihak Telkomsel serta perusahaan telekomunikasi lainnya, agar segera membangun tower telekomunikasi di wilayah itu, sehingga masyarakat setempat benar-benar akan merasakan "kemerdekaan" dari kondisi terisolir dan terpencil seperti yang dirasakan selama ini.
Camat Trumon, Emifizal SP membenarkan bahwa dalam menjalani ibadah puasa tahun ini, masyarakat Kemukiman Bulohseuma telah menikmati fasilitas lampu penerang dari Listrik PLN.
"Sebenarnya, arus listrik itu telah masuk ke Bulohseuma sejak sebulan lalu sebelum puasa, namun arusnya baru sebatas sampai di tiang, belum merata masuk ke rumah-rumah penduduk," ujar Emifizal.
Dia mengaku, dari sebanyak 189 unit jumlah rumah penduduk dalam tiga desa di Bulohseuma, yang sudah terpasang listrik PLN baru sebanyak 50 unit, karena proses pemasangannya butuh biaya sehingga hanya masyarakat yang mampu yang sanggup memasangnya saat ini.
"Terhadap masyarakat yang tidak mampu, maka ke depannya akan ada program pemasangan meteran listrik gratis yang dibiayai oleh Pemkab Aceh Selatan. Untuk merealisasikan program itu, beberapa waktu lalu petugas dari Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh Selatan, telah turun ke Bulohseuma melakukan survey lokasi, diperkirakan setelah lebaran atau paling lambat akhir tahun ini bantuan itu sudah di realisasikan," kata Camat Trumon.
Emifizal menambahkan, keberhasilan masuknya arus listrik ke Bulohseuma itu, tidak terlepas dari kerja keras dan upaya lobi maksimal yang dilakukan Bupati Sama Indra terhadap Manager PT PLN Area Subulussalam yang membawahi wilayah kerja mulai dari Aceh Singkil sampai Aceh Selatan.
"Ini murni karena keberhasilan Bupati melobi pihak PLN, sebab jika dihitung secara ekonomi, jelas-jelas pihak PLN menanggung kerugian besar membangun fasilitas listrik ke Bulohseuma karena antara biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pemasukan yang akan diperoleh," tandas Emifizal.
Selain itu, dari segi kesehatan, masyarakat di Bulohseuma sudah terlayani dengan baik, dengan menempatkan tenaga kesehatan di desa-desa.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Selatan Mardaleta SE MKes mengatakan, sesuai dengan permintaan masyarakat setempat, pihaknya telah menambah dua lagi petugas kesehatan untuk ditempatkan di desa-desa dalam Kemukiman Bulohseuma yang merupakan berasal putra putri daerah setempat.
"Kita harapkan dengan dibangunnya sarana dan prasarana yang memadai di Bulohseuma, maka masyarakat di daerah itu tidak lagi merasa terisolir dan perekonomian di daerah itu bisa berkembang," katanya.