Meulaboh (ANTARA Aceh)- Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengajak pengusaha penyedia jasa kapal perintis untuk melayani trayek Meulaboh-Sinabang (Kabupaten Simeulue) guna membantu masyarakat pada mudik Idul Fitri 2015.
Kepala Bidang Perhubungan Darat pada Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi (Dishubtel) Aceh Barat Hardiansyah di Meulaboh, Jumat, mengatakan selama ini ada satu unit kapal perintis yang melayani pegangkutan penumpang secara terjadwal.
"Untuk jalur laut wilayah kita memang ada satu unit kapal perintis biasanya melayani sifatnya terjadwal bukan tetap. Tapi nanti juga itu coba kita manfaatkan dengan mengajak mereka membantu masyarakat mudik lebaran, karena kita hanya mengawasi sementara kebijakan operasional pada mereka sendiri,"katanya.
Selama ini operasional kapal perintis yang berlabuh di pelabuhan Jety Meulaboh tersebut mengangkut penumpang secara terjadwal dari Simeulue-Meulaboh dan sebaliknya dalam satu pekan tiga kali, namun dalam beberapa bulan ini sudah terhenti.
Sebagian masyarakat dari Simeulue yang merupakan kabupaten pemekaran dari Aceh Barat sekitar 15 tahun silam itu berada di Aceh Barat dan sekitarnya baik berdagang maupun melanjutkan pendidikan sehingga pada lebaran ini diperkiran pulang kampung.
Untuk menuju Simelue harus mengunakan kapal penumpang di Pelabuhan Keudhe Lhok, Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, masyarakat berdomisili di Meulaboh harus mengeluarkan biaya transportasi darat lintas barat selatan Aceh.
"Kalau dulu untuk menuju Simeulue dari Aceh Barat, namun karena jarak tempuh lebih dekat melalui Labuhan Haji dipindahkan kesana. Jadinya masyarakat Simeulue yang berada di Meulaboh yang mudik harus mengunakan jalur darat dulu baru naik kapal,"imbuhnya.
Kabupaten Aceh Barat juga memiliki satu unit pelabuhan penyeberangan Meulaboh-Simeulue akan tetapi sampai saat ini belum dapat dioperasikan karena proyek multi tahun tersebut masih tahap penuntasan tahap akhir.
Pemerintah pusat sudah mengucurkan dana mencapai puluhan miliar rupiah untuk penuntasan pelabuhan penyeberangan berada di kawasan Lhok Bubon, Kecamatan Sama Tiga, Aceh Barat, pelabuhan tersebut juga sudah dilihat langsung oleh pihak Kementrian Perhubungan pusat.
Karena itu apabila pelabuhan penyeberangan tersebut segera tuntas, maka masyarakat, mahasiswa serta para pedagang bisnis Meulaboh-Simeulue akan mudah dan biaya untuk transportasipun akan terpangkas.
"Kalau untuk jalur darat kita siapkan posko di lokasi terminal Bus Meulaboh dengan jumlah AKAP sembilan unit dan AKDP sekitar 80 unit untuk khusus kendaraan mudik, selain itu juga akan ditambah armada rutin mengangkut penumpang sesuai trayek," katanya menambahkan.
Kepala Bidang Perhubungan Darat pada Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi (Dishubtel) Aceh Barat Hardiansyah di Meulaboh, Jumat, mengatakan selama ini ada satu unit kapal perintis yang melayani pegangkutan penumpang secara terjadwal.
"Untuk jalur laut wilayah kita memang ada satu unit kapal perintis biasanya melayani sifatnya terjadwal bukan tetap. Tapi nanti juga itu coba kita manfaatkan dengan mengajak mereka membantu masyarakat mudik lebaran, karena kita hanya mengawasi sementara kebijakan operasional pada mereka sendiri,"katanya.
Selama ini operasional kapal perintis yang berlabuh di pelabuhan Jety Meulaboh tersebut mengangkut penumpang secara terjadwal dari Simeulue-Meulaboh dan sebaliknya dalam satu pekan tiga kali, namun dalam beberapa bulan ini sudah terhenti.
Sebagian masyarakat dari Simeulue yang merupakan kabupaten pemekaran dari Aceh Barat sekitar 15 tahun silam itu berada di Aceh Barat dan sekitarnya baik berdagang maupun melanjutkan pendidikan sehingga pada lebaran ini diperkiran pulang kampung.
Untuk menuju Simelue harus mengunakan kapal penumpang di Pelabuhan Keudhe Lhok, Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, masyarakat berdomisili di Meulaboh harus mengeluarkan biaya transportasi darat lintas barat selatan Aceh.
"Kalau dulu untuk menuju Simeulue dari Aceh Barat, namun karena jarak tempuh lebih dekat melalui Labuhan Haji dipindahkan kesana. Jadinya masyarakat Simeulue yang berada di Meulaboh yang mudik harus mengunakan jalur darat dulu baru naik kapal,"imbuhnya.
Kabupaten Aceh Barat juga memiliki satu unit pelabuhan penyeberangan Meulaboh-Simeulue akan tetapi sampai saat ini belum dapat dioperasikan karena proyek multi tahun tersebut masih tahap penuntasan tahap akhir.
Pemerintah pusat sudah mengucurkan dana mencapai puluhan miliar rupiah untuk penuntasan pelabuhan penyeberangan berada di kawasan Lhok Bubon, Kecamatan Sama Tiga, Aceh Barat, pelabuhan tersebut juga sudah dilihat langsung oleh pihak Kementrian Perhubungan pusat.
Karena itu apabila pelabuhan penyeberangan tersebut segera tuntas, maka masyarakat, mahasiswa serta para pedagang bisnis Meulaboh-Simeulue akan mudah dan biaya untuk transportasipun akan terpangkas.
"Kalau untuk jalur darat kita siapkan posko di lokasi terminal Bus Meulaboh dengan jumlah AKAP sembilan unit dan AKDP sekitar 80 unit untuk khusus kendaraan mudik, selain itu juga akan ditambah armada rutin mengangkut penumpang sesuai trayek," katanya menambahkan.