Banda Aceh (ANTARA) - Gubernur Aceh, Nova Iriansyah meresmikan Kantor Bank Aceh Syariah (BAS) Cabang Jakarta sebagai wujud dukungan dari Pemerintah Aceh dalam mendukung aktivitas layanan transaksi perbankan.
“Kehadiran BAS harus mampu memberikan dukungan bagi akselerasi pengelolaan keuangan, baik untuk sektor swasta maupun pemerintah daerah.,” katanya di Jakarta.
Ia menjelaskan Bank Aceh Syariah Cabang Jakarta harus mampu menjadi representasi bagi kemajuan perekonomian Aceh, dan mampu berkontribusi bagi pembangunan nasional.
Selaku Pemegang Saham Pengendali, Nova berharap bank milik rakyat Aceh itu dapat terus tumbuh dan berkembang sebagaimana filosofi Bunga Seulanga sebagaimana logo Bank Aceh Syariah.
BAS merupakan salah satu representasi pertumbuhan dan kemakmuran serta kesejahteraan masyarakat Aceh yang holistik, karenanya BAS harus dapat bersaing dengan bank-bank lain yang telah lebih dahulu hadir di pusat ekonomi dan bisnis ibu kota Jakarta.
“Untuk mampu bersaing, Bank Aceh Syariah tentu harus tangkas dalam mengembangkan sisi teknologi informasi secara adaptif di setiap produk layanan,” kata Nova di sela-sela meresmikan BAS cabang ke- 27.
Perbankan sebagai salah satu sektor yang sangat terdampak mesti berbenah secara cepat, jika tidak ingin ditinggalkan nasabahnya.
Ia mengatakan keberadaan dan eksistensi Bank Aceh Syariah juga sangat tergantung pada seberapa besar dukungan masyarakat Aceh.
“Saya berharap seluruh kalangan dunia usaha serta masyarakat Aceh, agar bersama-sama memanfaatkan jasa, produk dan layanan Bank Aceh Syariah, agar bank ini dapat terus berkontribusi secara maksimal dalam memajukan ekonomi Aceh,” kata Nova.
Gubernur Aceh Nova Iriansyah menjadi nasabah pertama yang membuka rekening Bank Aceh Syariah Cabang Jakarta. Selanjutnya yang menjadi nasabah kedua dan ketiga adalah Ketua DPR Aceh, Dahlan Jamaluddin dan Ketua Yayasan Taman Iskandar Muda, dr. Surya Darma.
Setelah membuka rekening baru, Nova bersama Ketua DPRA dan Ketua Yayasan Taman Iskandar Muda kemudian mendapatkan produk terbaru Bank Aceh yang juga diluncurkan pada hari itu. Produk tersebut merupakan kartu uang elektronik (e-Money) yang di dinamai PengCard.
Direktur Utama Bank Aceh, Haizir Sulaiman, mengatakan, rencana bisnis Cabang Jakarta digagas pada tahun 2008.
“Berbagai persiapan telah dilakukan bahkan diagendakan bahwa Kantor Cabang BAS Jakarta akan dibuka di Melawai kawasan Blok M. Namun berbagai kendala membuat pembukaan kantor tidak terlaksana. Pada tahun 2014 kembali diagendakan peresmian Bank Aceh yang direncanakan bakal dibuka di Kebun Sirih, tapi juga belum terlaksana.
Lantas di tahun 2018, digagas kembali pendirian Bank Aceh Cabang Jakarta dalam kegiatan yang diikuti oleh tokoh nasional asal Aceh di Jakarta;” katanya.
Ia mengatakan salah satu keputusan penting dalam kegiatan yang dipimpin Gubernur Aceh itu adalah Bank Aceh harus hadir di Jakarta.
Haizir menambahkan, atas dorongan dan kerjasama semua pihak, dan izin OJK, pada pagi ini Bank Aceh Syariah Cabang Jakarta diresmikan.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Teguh Supangkat berharap BAS bisa terus maju menjadi perbankan syariah yang terdepan.
Ia mengatakan pembukaan BAS di Jakarta adalah sebuah momentum bersejarah dan ia meyakini pembukaan kantor cabang Bank Aceh di Jakarta telah ditunggu masyarakat, utamanya masyarakat Aceh.
“Masyarakat Aceh dan Jakarta, sangat menantikan layanan perbankan syariah di Jakarta. Apalagi keberadaan kantor BAS di Jakarta akan dapat memperkuat jaringan Bank Aceh dan tentunya membuka potensi bisnis baru di pusat ibu kota, yang merupakan pusat perekonomian dengan beragam potensi bisnis,” katanya:
Ia menambahkan pembukaan kantor tersebut menunjukkan eksistensi Bank Aceh Syariah sebagai pilihan dalam memberikan layanan perbankan bagi siapapun masyarakat di Jakarta.
Teguh berharap kehadiran BAS di Jakarta bisa menjadi lokomotif perbankan syariah, memberi kontribusi pada perkembangan usaha syariah dan pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Hadir dalam kegiatan itu Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin, Wakil Ketua DPRA Hendra Budian dan Safaruddin, Ketua PKK Aceh Dyah Erti Idawati, Sekda Aceh yang juga Komisaris Utama BAS dr. Taqwallah, Deputi Komisioner Pengawasan OJK Teguh Supangkat, Kepala OJK Aceh Yusri, Dewan Komisaris BAS, Dewan Pengawas dan Direksi BAS dan Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh di Jakarta Almuniza Kamal.