"Jembatan di antara Desa Kliet dan Desa Beurandang, Kecamatan Ranto Pereulak tersebut putus setelah diterjang banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Timur Ashadi di Aceh Timur, Selasa.
Ashadi mengatakan ketinggian air saat banjir di wilayah tersebut mencapai satu meter di atas badan jalan. Akibat jembatan amruk tersebut, warga di tiga kecamatan terisolasi.
"Warga tiga kecamatan yang terisolasi tersebut yakni Kecamatan Peunarun, Kecamatan Serbajadi dan sebagian besar wilayah Kecamatan Ranto Peureulak," kata Ashadi.
Ashadi mengatakan masyarakat menyiapkan rakit atau perahu getek untuk mengangkut kendaraan dan warga yang melintas. Namun, untuk kendaraan roda empat belum bisa melintas.
Selain jembatan penghubung antarkabupaten tersebut, jembatan antardesa di Kecamatan Indra Makmur dan di Kecamatan Idi Tunong juga ambruk dihantam banjir.
Sementara, di Desa Buket Seulemak, Kecamatan Bireum Bayeun, badan jalan tertimbun longsor setinggi tujuh meter. Begitu juga di Desa Alue Sentang, badan jalan tertimbun longsor setinggi empat meter.
"Banjir tidak hanya merusak jalan dan jembatan, tetapi juga fasilitas umum lainnya. Banjir juga menelan dua korban jiwa yaitu bocah diseret arus banjir berusia delapan tahun dan 13 tahun," kata Ashadi.