Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara mengerahkan 300 relawan pengurangan resiko bencana (PRB) di lokasi yang dianggap rawan banjir di daerah itu.
Kepala Bidang Penanggulangan Kesiapsiaagaan BPBD Kabupaten Aceh Utara Afriadi di Lhokseumawe, Senin mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk mempercepat proses evakuasi apabila terjadi musibah banjir.
"Musibah banjir ini tidak bisa kita tebak kapan terjadi, maka BPBD Kabupaten Aceh Utara berinisiatif untuk mensiagakan 300 anggota pengurangan resiko bencana di setiap daerah yang dianggap rawan banjir," ujar Afriadi.
Afriadi mengatakan, para relawan tersebut terdiri dari berbagai kalangan, yaitu dari pekerja sosial dan mahasiswa. Setiap relawan telah dibekali tentang tata cara melakukan evakuasi dan beberapa materi lainnya.
Namun yang lebih penting, para relawan juga harus memperhatikan keselamatan diri dan bisa menguasi situasi daerah setempat, sehingga bisa membuat jalur-jalur evakuasi, serta tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
"Sebelum diturunkan ke tempat-tempat yang dianggap rawan banjir, para relawan telah kami bekali tentang cara melakukan evakuasi dan materi-materi lainnya yang berubungan dengan bencana," tutur Afriadi.
Tambahnya, daerah yang dianggap rawan banjir yaitu, Kecamatan Paya Bakong Matang Kuli, Lhoksukon, Pirak Timu, Kutamakmur, Banda Baro, Langkahan, Nibong, Meurah Mulia dan Kecamatan Tanah Luas.
Afriadi berharap, dengan ada relawan tersebut bisa membantu masyarakat saat terjadi musibah banjir, karena musibah tersebut bisa terjadi kapan saja terutama saat terjadi hujan di wilayah dataran tinggi Gayo.
"Kepada seluruh relawan ini, kami sangat berharap bisa membantu masyarakat. Wilayah Aceh Utara sangat rawan terhadap musiba banjir, terutama saat terjadi hujan di wilayah dataran tinggi Gayo, pasti daerah kita ini yang terkena imbas," ungkap Afriadi.
Kepala Bidang Penanggulangan Kesiapsiaagaan BPBD Kabupaten Aceh Utara Afriadi di Lhokseumawe, Senin mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk mempercepat proses evakuasi apabila terjadi musibah banjir.
"Musibah banjir ini tidak bisa kita tebak kapan terjadi, maka BPBD Kabupaten Aceh Utara berinisiatif untuk mensiagakan 300 anggota pengurangan resiko bencana di setiap daerah yang dianggap rawan banjir," ujar Afriadi.
Afriadi mengatakan, para relawan tersebut terdiri dari berbagai kalangan, yaitu dari pekerja sosial dan mahasiswa. Setiap relawan telah dibekali tentang tata cara melakukan evakuasi dan beberapa materi lainnya.
Namun yang lebih penting, para relawan juga harus memperhatikan keselamatan diri dan bisa menguasi situasi daerah setempat, sehingga bisa membuat jalur-jalur evakuasi, serta tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
"Sebelum diturunkan ke tempat-tempat yang dianggap rawan banjir, para relawan telah kami bekali tentang cara melakukan evakuasi dan materi-materi lainnya yang berubungan dengan bencana," tutur Afriadi.
Tambahnya, daerah yang dianggap rawan banjir yaitu, Kecamatan Paya Bakong Matang Kuli, Lhoksukon, Pirak Timu, Kutamakmur, Banda Baro, Langkahan, Nibong, Meurah Mulia dan Kecamatan Tanah Luas.
Afriadi berharap, dengan ada relawan tersebut bisa membantu masyarakat saat terjadi musibah banjir, karena musibah tersebut bisa terjadi kapan saja terutama saat terjadi hujan di wilayah dataran tinggi Gayo.
"Kepada seluruh relawan ini, kami sangat berharap bisa membantu masyarakat. Wilayah Aceh Utara sangat rawan terhadap musiba banjir, terutama saat terjadi hujan di wilayah dataran tinggi Gayo, pasti daerah kita ini yang terkena imbas," ungkap Afriadi.