Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Mudik Lebaran sudah menjadi tradisi umat Islam di Indonesia, termasuk Provinsi Aceh, untuk berkumpul dengan keluarga di kampung halamannya masing-masing.
Oleh karena itu, untuk melayani umat Islam, pemerintah, Organda, dan Polda Aceh jauh-jauh hari sudah menyusun strategi mempersiapkan semua kekuatan untuk menyukseskan penyelenggaraan mudik Idulfitri 1437 Hijriah.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi Informasi, dan Telematika (Dishubkomintel) Aceh Hasanuddin di Banda Aceh mengatakan bahwa kebutuhan dan kesiapan jumlah armada untuk mudik Lebaran akan disesuaikan. Biasanya jarang terjadi lonjakan jumlah penumpang pada terminal di seluruh Aceh sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
Ia mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi menyangkut hal itu dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda), terutama untuk mengetahui ketersediaan armada dan kesiapan dari jasa pengangkutan pada seluruh terminal bus di Aceh.
Untuk kenyaman masyarakat, Polda Aceh menggelar Operasi Ramadaniya (Ramadan Indah dan Nyaman) 2016 dengan menyiapkan 2.782 pos pengamanan (pospam) pada arus mudik dan balik Lebaran yang dimulai 30 Juni hingga 15 Juli 2016.
Wakapolda Aceh Brigjen Pol. Drs. Rio S. Djambak pada rapat listas sektoral menghadapi arus mudik dan balik Lebaran di Banda Aceh mengatakan jumlah personel yang dilibatkan dalam operasi tersebut sebanyak 157.115 orang, baik dari Polri, TNI, instansi terkait, maupun ormas.
Wakapolda menyatakan bahwa ribuan pospom tersebut berada di pelabuhan, bandara, stasiun, pusat rekreasi, pusat keramaian, tempat Salat Idulfitri, dan malam takbiran.
Wakapolda mengatakan bahwa Operasi Ramadaniya 2016 akan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta menjamin keselamatan dan kelancaran berlalu lintas.
"Kalau Dinas Perhubungan menyiapkan sarana transportasi, nah, kelancaran di jalan kami yang mengaturnya," katanya.
Wakapolda mengatakan ancaman keamanan yang diantisipasi pada Operasi Ramadaniya 2016 adalah terorisme, radikalisme, intoleransi, "sweeping", perkelahian antarkelompok, narkoba, kebut-kebutan, minuman keras, premanisme, petasan, dan kejahatan jalanan.
Terkait dengan kelancaran lalu lintas, Polda menyiapkan strategi jika terjadi kemacetan dengan menyiapkan jalur lawan arus dan penambahan petugas.
"Kita ditolong dengan libur panjang mulai 1 sampai dengan 11 Juli sehingga waktu panjang itu diharapkan tidak sama-sama mudik pada tanggal 1 Juli mudiknya, tetapi bisa gantian, ada yang tanggal 2 atau 3 dan seterusnya," katanya.
Polri juga menyiapkan pasukan jika ada kegiatan bersifat emergensi atau darurat, kata Wakapolda Rio S. Djambak.
Persiapan Bus
Pada mudik Lebaran, sarana yang paling mendukung adalah keberadaan bus dan pihak Organda Aceh telah menjamin ketersediaan armada sebanyak 500 bus untuk angkutan kota antarprovinsi (AKAP).
Selain bus besar, Organda juga menyiapkan sekitar 4.500 unit minibus L-300 angkutan kota dalam provinsi (AKDP).
Ketua Organda Aceh H. Ramli memperkirakan jumlah armada mudik pada tahun ini mampu menampung ribuan pemudik, baik dalam Provinsi Aceh maupun ke luar Aceh, antara lain, ke Sumatera Utara.
Untuk bus besar, kata dia, lebih banyak beroperasi melayani penumpang dari Banda Aceh ke kawasan pantai timur maupun sebaliknya, sedangkan ke kawasan pantai barat, umumnya dilayani minibus seperti L-300.
Masyarakat pengguna transportasi darat, kata dia, tidak perlu khawatir mengenai ketersediaan armada mudik Lebaran. Organda Aceh akan menyiapkan berapa pun jumlah angkutan untuk melayani kebutuhan transportasi darat di Aceh jelang dan sesudah Lebaran.
"Masyarakat tidak perlu khawatir. Sekarang ini jumlah angkutan umum bertambah, begitu juga perusahaan atau operator penyedia angkutan, sudah makin banyak di Aceh," katanya.
Mengenai jumlah penumpang, Ramli memperkirakan untuk mudik Idulfitri 1437 Hijriah akan meningkat dibanding tahun lalu, terutama untuk ke kawasan pantai timur Aceh.
Masyarakat yang dahulunya bepergian dengan pesawat udara, lebih memilih bus. Apalagi, sekarang ini banyak bus menawarkan fasilitas mewah kepada penumpangnya.
"Peningkatan penumpang ini juga dipengaruhi pindahnya bandara di Sumatera Utara, dari Polonia di Medan ke Kuala Namu, Deli Serdang," kata Ramli.
Masalah kesiapan ini, Organda Aceh akan menyampaikan dan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Komunikasi Informatika dan Telematika Aceh, Direktorat Lalu Lintas Polda Aceh, serta instansi terkait lainnya sehingga umat Islam yang mudik bisa nyaman dan aman.
Pelemparan Bus
Mudik di Aceh tidak hanya membawa berkah, tetapi masih dibayang-bayangi aksi pelemparan terhadap bus sehingga tidak membuat nyaman bagi pemudik.
Aksi pelemparan bus sejak 2014 hingga kini masih saja terjadi di Aceh, termasuk selama bulan puasa.
Pelemparan yang sering terjadi di daerah perbatasan Aceh-Sumut tersebut tidak saja merugikan perusahaan bus, tetapi juga warga yang menjadi penumpang sering terkena sasaran lemparan.
Untuk itu, Organda Aceh mengharapkan pihak kepolisian benar-benar menjaga kenyamanan para pemudik.
"Kami berharap polisi agar mengambil tindakan tegas terhadap pelaku. Bila perlu, diproses secara hukum hingga ke pengadilan karena ini merupakan tindakan kriminal," katanya.
Menurut dia, aksi pelemparan itu tidak ada motif apa-apa, hanya dilakukan oleh remaja tanggung yang iseng.
"Sebenarnya, polsisi sudah pernah menangkap pelaku pelemparan, tetapi hanya dinasihati dan diberi peringatan, kemudian dibebaskan. Kalau cara seperti itu, tidak membuat efek jera bagi pelaku. Kami berharap polisi bisa menindak tegas hingga proses hukum," kata Ramli.
Kabid Humas Polda Aceh AKBP Gunawan mengatakan bahwa pihak kepolisian akan menjamin keamanan bus yang melayani warga untuk mudik Lebaran.
Oleh karena itu, Polda Aceh selama arus mudik Lebaran mengerahkan personel di daerah-daerah, termasuk daerah perbatasan.
"Kami bersama masyarakat sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban arus mudik Lebaran sehingga warga bisa menjalani ibadah Lebaran dengan aman dan nyaman," kata Gunawan.