Banda Aceh (ANTARA) - Ribuan santri dari seluruh pondok pesantren mengikuti upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-7 yang dipusatkan di halaman Alun-alun Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh, Sabtu.
“Peringatan hari santri bukan hanya milik para santri saja melainkan milik bersama dari semua komponen bangsa di Tanah Air yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan,” kata Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto di Sigli.
Ia mengajak semua kalangan untuk dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk merayakan dengan cara tapak tilas perjuangan santri menjaga martabat kemanusiaan serta mengenang semua ulama Aceh yang banyak berjuang untuk Indonesia.
Wahyudi Adisiswanto mengatakan konteks santri yang paling utama adalah persoalan dalam mendidik akhlak yang baik dimulai dengan dilatih kedisiplinan, karena semua permasalahan intinya ada di akhlak seperti kasus stunting, HIV, KDRT, perceraian dan narkoba.
"Jadi kalo kita bicara kebijakan berbasis data maka data yang terkumpul, dasar timbul kasus tersebut dari minimnya akhlak dan etika sehingga berujung dengan kekerasan hingga berakhir tindakan kriminal yang menjadikan semuanya hancur," katanya.
Disamping itu, persoalan tersebut juga terjadi karena perekonomian dalam keluarga, akibat tidak adanya penghasilan dari kepala keluarga guna memenuhi kebutuhan keluarganya.
Ia yakin dengan santri persoalan akhlak bisa teratasi sehingga persoalan ekonomi dalam sebuah wadah atau keluarga akan ditandingi dengan akhlak yang nantinya akan mewujudkan keseimbangannya.
"Saya juga bangga terhadap banyaknya ulama-ulama yang ada di Aceh, mereka berjuang dalam menegakkan kebenaran membela negara dengan mendidik santri-santri berkualitas, hal tersebut juga telah diakui oleh Kyai di luar Aceh," katanya.
Acara Peringatan Hari Santri di rangkai dengan apel di Alun-alun Kota Sigli, kemudian rombongan santri bergerak melakukan pawai ke gedung Pidie Convention Center dengan menggunakan mobil pick up dan becak secara beriringan sambil melantunkan shalawat.
Selain itu, para pelajar dan santri dari berbagai pondok pesantren juga melakukan dzikir bersama sekaligus mendengarkan tauziah dari KH Thoriq Darwis bin Ziyad, pengasuh pondok pesantren Babussalam Malang, yang juga pencetus Hari Santri, serta KH Nabie Hasbullah, pengasuh ponpes Al Hikam Jorsan Ponorogo serta nasehat-nasehat dari ulama sepuh Pidie Abu Langkawi.