Langsa (ANTARA Aceh) - Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat asal Provinsi Aceh, Muslim SHI MM menyatakan keluarga adalah benteng utama dalam mencegah masuk dan berkembangnya radikalisme.
Saat dihubungi di Langsa, Selasa, ia menyatakan, peran keluarga begitu besar karena dari sinilah pendidikan budi pekerti dan agama mulai ditanam dalam sanubari generasi muda bangsa.
"Keluarga memiliki peran strategis dalam mendidik generasi bangsa sehingga tidak mudah terkontaminasi dengan paham radikalisme, pergaulan bebas dan narkoba yang kian marak dewasa ini," ungkap Muslim.
Kedekatan antara orangtua dengan anaknya, lanjut dia, menjadi hal penting dalam rangka memberikan pemahaman dan pembelajaran sejak dini sehingga anak akan tumbuh sebagai pribadi yang berbudi luhur.
Selain itu, pudarnya rasa cinta kepada Tanah Air dan bangsa menjadi faktor lain yang harus disikapi semua pihak.
Dimana, sambungnya, nilai-nilai Pancasila, cinta terhadap negara dan minimnya wawasan kebangsaan bagi kaula muda khususnya akibat terus digerus zaman seiring arus modernisme dan westernisasi yang mewabah dewasa di tengah kehidupan masyarakat saat ini.
Muslim mengaku prihatin dengan kondisi kehidupan masyarakat yang jauh dari semangat proklamasi kemerdekaan. Hal ini, kata dia, tidak terlepas dari meredupnya nilai agama.
"Kita prihatin. Mental dan kecintaan kita terhadap negara menjadi pudar sehingga pengaruh radikalisme bisa merasuk ke tengah masyarakat. Ini tugas bersama menumbuh-kembangkan semangat nasionalisme," papar politisi yang telah dua periode berturut menjadi legislator di Senayan ini.
Muslim berkeyakinan, Aceh tak mudah dirasuki paham laten karena konflik berkepanjangan telah menempa masyarakat di propinsi paling barat nusantara itu untuk menangkal ancaman dan gangguan keamanan dari pihak luar, terlebih radikalisme yang tidak selaras dengan Islam yang merupakan agama mayoritas penduduknya.
Namun demikian, mantan Sekretaris Jenderal Pengurus Nasional SAPMA Pemuda Pancasila ini, mengajak semua komponen untuk mewaspadai bahaya laten termasuk radikalisme masuk dan berkembang di bumi "Serambi Mekkah" melalui pendidikan, akhlak/moralitas dan iman yang baik.
Disamping itu, wawasan kebangsaan menjadi penting untuk terus-menerus disosialisasikan kepada masyarakat sehingga rasa cinta kepada tanah air, patrotisme dan nasionalisme terpatri di jiwa generasi penerus bangsa khususnya serta masyarakat luas umumnya.
"Wawasan kebangsaan perlu terus disosialisasikan sebagai upaya menangkal masuknya paham radikalisme di tengah kehidupan masyarakat kita," imbuhnya.