Kuala Simpang (ANTARA) - Kerusakan tanggul sungai Aceh Tamiang di Desa Marlempang berbatasan dengan Desa Balai, Kecamatan Bendahara dilaporkan semakin parah.
"Sudah hampir dua tahun tanggul jebol di perbatasan Desa Marlempang dan Desa Balai belum pernah diperbaiki. Ini yang jadi masalah utama banjir di Desa kami," kata Edi Susilo (32) warga setempat, Rabu.
Awalnya ujar Edi Susilo, kerusakan tanggul hanya selebar lima meter. Diameter tanggul jebol makin lebar usai bencana banjir di awal tahun 2022. Bahkan bencana banjir besar kembali terulang di bulan November 2022 membuat badan tanggul tanah tersebut makin kritis.
"Kondisi sekarang makin parah, bentangan tanggul jebol sudah setengah dari lebar sungai Aceh Tamiang," ucapnya polos.
Baca juga: Tanggul jebol bertambah di pesisir Aceh Tamiang
Lebih lanjut tokoh pemuda Desa Marlempang ini sangat menyayangkan hingga saat ini tidak ada bukti konkret dari pemdan dan pemprov Aceh untuk perbaikan tanggul tersebut.
"Janji untuk perbaikan pun tidak pernah kami dengar dari pemerintah. Yang ada kami lihat tanggul ini cuma dijadikan lokasi foto-foto oleh orang dinas dan pejabat pasca banjir," ungkap pria yang akrab disapa Uncu ini.
Uncu juga menyampaikan, baru-baru ini sekelompok warga Desa Marlempang yang merasa putus asa dengan kondisi banjir ini, dari orang dewasa hingga anak-anak pergi ke lokasi tanggul. Mereka membawa poster bertuliskan ungkapan rasa kecewa karena tanggul yang jebol tak kunjung diperbaiki.
"Itu hanya aksi spontanitas saja, warga tidak sedang berunjuk rasa tapi ingin menyampaikan pesan dari lokasi tanggul melalui poster kepada khalayak ramai," tukas Uncu.
Baca juga: Menteri PUPR RI pastikan perbaiki tanggul jebol di Aceh Utara
Adi Syahputra warga Desa Balai, Kecamatan Bendahara juga mengeluhkan kondisi tanggul jebol. Pasalnya selain masuk ke permukiman banjir juga merusak lahan pertanian masyarakat. Bahkan dampak tanggul jebol di Marlempang berimbas luas kesejumlah desa lainnya.
“Kami sebagai warga hilir yang sangat merasakan dampak banjir luapan sungai minta kepada pemerintah lebih serius menyelesaikan permasalahan tanggul jebol ini. Jangan cuma menyalurkan bantuan sembako, karena kami butuh tanggul bukan mie instan," kata Adi.
Terlebih lagi, lanjut Adi pada umumnya mata pencarian masyarakat Bendahara bergantung pada sektor pertanian dan kebun. Ironisnya sudah hampir dua tahun terakhir sawah dan ladang masyarakat selalu gagal panen akibat banjir.
“Sudah lama kami tidak pernah memetik hasil panen di sawah dan ladang, karena pagi ditanam sore terendam banjir. Dalam sepekan ini saja sudah dua kali dilanda banjir. Roda perekonomian di tingkat pedesaan kini benar-benar terpuruk," keluh petani muda ini.
Kerusakan tanggul sungai Aceh Tamiang makin parah, warga sampaikan pesan melalui poster
Rabu, 21 Desember 2022 16:41 WIB
Kondisi sekarang makin parah, bentangan tanggul jebol sudah setengah dari lebar sungai Aceh Tamiang