Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh menargetkan luas tanam tanaman padi selama 2016 mencapai 28.321 hektare atau meningkat 35 persen dari realisasi luas tanam tahun sebelumnya yang hanya 17.100 hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Barat Safrizal di Meulaboh Jumat, mengatakan, jumlah tersebut telah dihitung sesuai Indek Pertanian (IP) atau dua kali musim dalam satu tahun untuk menyukseskan program swasembada pangan nasional.
"Peningkatan luas tanam dari tahun sebelumnya sekitar 35 persen, itu sudah dihitung dua kali musim tanam dan target kita maksimal tercapai 29-30 ribu hektare," katanya di dampinggi Kepala BP4K Aceh Barat T Zainal Abidin.
Dari target luas tanam padi Kabupaten Aceh Barat tahun 2016 itu, hingga pada musim tanam gadu telah terealisasi 95,5 persen atau seluas 27.052 hektare dengan pencapaian produktivitas 135 ribu ton untuk dua kali musim tanam.
Terkait dengan ketersediaan pupuk Safrizal menyebutkan, Pemkab Aceh Barat sifatnya lintas koordinasi karena adanya kewenangan itu pada distributor, namun jumlah kuota penyaluran pupuk untuk petani relatif belum mencukupi.
Pada prinsipnya Pemda setempat sangat berharap pupuk jatah petani itu tersedia pada waktu dan tempat yang tepat sehingga saat dibutuhkan tersedia, selama ini kata dia pupuk sudah mudah di dapatkan petani pada kios-kios pengencer.
"Hanya saja yang menjadi masalah jumlah pupuk subsidi tidak sebesar yang dibutuhkan petani dialokasikan, walaupun sedikit tapi kita harapkan tepat waktu dan kita dorong petani untuk mau dan mampu membeli pupuk nonsubsidi," jelasnya.
Sementara itu Kepala BP4K Aceh Barat T Zainal Abidin menambahkan, terhadap antisipasi gagal panen akibat serangan hama telah dipersiapkan pemerintah dengan menempatkan pengamat hama serta menyediakan stok obat untuk petani.
Kata dia, pada dasarnya semua hama yang menyerang tanaman padi petani dapat ditanggulangi dengan upaya penyelamatan yakni dengan mengidentifikasi hama tersebut oleh pengamat yang kemudian memberikan solusi terbaik.
"Sampai saat ini boleh dikatakan tidak ada hama yang mengancam di Aceh Barat, yang ada adalah keterlambatan dalam pengamatan, contoh keong mas, walang sangit jika pengaturan air dan bersih tidak sempat megancam tanaman, yang terlihat dilapangan seperti dulu-dulu adalah keterlambatan mengatisipasi," sebutnya.
Pemkab Aceh Barat bersama lintas sektor telah jauh sebelumnya membentuk tim lintas koordinasi menyikapi permasalahan petani, sehingga begitu ditemukan segera ditindak lanjuti dengan upaya-upaya khusus.
Hanya saja untuk menuju keberhasilan swasembada pangan nasional, peran kelompok tani sangat diharapkan segera melaporkan pada BP3K kecamatan apabila melihat ada gejala padi menguning, padahal air dan pupuk tercukupi.