Banda Aceh (ANTARA) - Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh bekerja sama dengan lembaga internasional Deutsch Gesellschaf fur Internationale Zusammenarbeit GmbH memfinalisasikan rencana program kerja masyarakat pendampingan desa mandiri peduli gambut.
Yusra Abubakar, tim kerja pengendalian dan pengelolaan ekosistem gambut USK dalam keterangannya di Banda Aceh, Jumat, mengatakan program tersebut bertujuan untuk mendukung masyarakat mengelola lahan gambut secara berkelanjutan.
"Program tersebut akan diterapkan di lahan gambut di Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Nagan Raya. Tujuan program ini agar pengelolaan lahan gambut bisa dilakukan secara berkelanjutan," kata Yusra Abubakar.
Baca juga: 5,5 hektare lahan terbakar di Trumon Aceh Selatan, sampai malam belum padam
Yusra Abubakar mengatakan rencana kerja masyarakat dalam pendampingan desa peduli gambut di Kabupaten Aceh Barat dam Kabupaten Nagan Rayan didukung oleh program Sustainable Use of Peat Land and Haze Mitigation in Asean (SUPA). Aceh menjadi pilot proyek program tersebut.
Menurut Yusra Abubakar, program pendampingan desa mandiri peduli gambut di Aceh Barat dan Nagan Raya tersebut mendukung masyarakat mengelola lahan gambut agar mendapatkan manfaat optimal secara berkelanjutan.
"Apalagi, luas lahan gambut di Aceh cukup signifikan dengan status unik karena sebagian besar berada di area penggunaan lain atau APL. Dukungan ini, agar pengelolaan lahan gambut tidak rusak, tetapi bisa diwariskan kepada generasi mendatang," kata Yusra Abubakar.
Yusra Abubakar mengatakan finalisasi rencana kerja tersebut setelah melalui diskusi panjang yang diikuti masing-masing desa yang memiliki lahan gambut. Selain itu, masyarakat juga diberikan pelatihan bagaimana mengelola lahan gambut sebagai sumber pendapatan dengan kondisi harus tetap terjaga.
Baca juga: Kapolda Aceh ingatkan masyarakat tidak bakar lahan, pelaku terancam pidana
"Rencana kerja tersebut meliputi bagaimana memanfaatkan sumber daya alam di lahan gambut, namun tidak merusaknya agar tetap lestari. Sebab, lahan gambut merupakan sumber pencaharian masyarakat setempat dan harus terap lestari," kata Yusra Abubakar.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan Provinsi Aceh A Hanan mengapresiasi USK yang menjalankan program SUPA. Sebab, program tersebut membangun desa percontohan yang mengelola lahan gambut di tingkat Asia Tenggara.
"Tentunya kami berharap program ini menjadi contoh bagi pengelolaan lahan gambut, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Kami berharap, program ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar lahan gambut," kata A Hanan.
Baca juga: Puluhan calon Manggala Agni ikut pelatihan pemadaman kebakaran hutan di Aceh
USK finalisasikan program pendampingan pengelolaan gambut Aceh
Jumat, 14 April 2023 16:11 WIB