Sementara penyumbang pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan I 2023 yakni paling tinggi dari perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebanyak 1,66 persen, kemudian juga dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,92 persen.
“Sedangkan sumber pertumbuhan negatif berasal dari sektor pertambangan dan penggalian minus 0,49 persen, disusul jasa kesehatan dan kegiatan sosial minus 0,17 persen serta keuangan asuransi minus 0,12 persen,” ujarnya.
Di sisi lain, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi Aceh secara (quartal-to-quartal/qtq) pada triwulan I 2023 menunjukkan kontraksi minus 7,06 persen dengan migas dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2022 yang tumbuh 6,78 persen.
Secara qtq, kata dia, lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan cukup besar yakni sektor konstruksi minus 17,78 persen, administrasi pemerintahan dan jaminan sosial wajib minus 14,83 persen, industri pengolahan sebesar minus 12,37 persen.
“Di sisi lain pertumbuhan tertinggi secara qtq dicapai sektor lapangan usaha jasa keuangan 4,28 persen dan jasa lainnya 2,70 persen,” ujarnya.
Baca juga: Inflasi Kota Banda Aceh turun menjadi 4,23 persen