Banda Aceh (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto menyatakan tradisi tarik pukat yang saat ini masih dipertahankan para nelayan di pesisir pantai di kabupaten itu khususnya merupakan salah satu simbol kebersamaan dan gotong royong dalam mencari nafkah.
“Tarek (tarik) pukat merupakan salah satu tradisi menangkap ikan yang menggambarkan simbol kebersamaan dan gotong royong masyarakat Aceh dalam mencari nafkah di pesisir pantai,” kata Muhammad Iswanto di Aceh Besar, Sabtu.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela menarik pukat bersama nelayan pukat Gampong Baro Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar.
Baca juga: Tarek Pukat memukau di Ranah Minang
Ia menjelaskan simbol kebersamaan dan gotong royong masyarakat Aceh dalam mencari nafkah di pesisir pantai tersebut harus terus dilestarikan, di tengah perkembangan teknologi.
Menurut dia hingga saat ini masih ada nelayan yang memilih cara tradisional dalam menangkap ikan seperti di pantai Gampong Baro Kecamatan Mesjid Raya yang menjadi warisan tempo dulu.
"Kalau saya tidak salah, ini merupakan warisan dari abad ke-16 dan hampir di seluruh pesisir Aceh, kegiatan ini masih dijalankan para nelayan," kata Muhammad Iswanto
Panglima Laut Mesjid Raya Sudirman mengatakan, tarek pukat adalah suatu tradisi yang hampir hilang, sehingga pihaknya berusaha menjaga kelestarian tradisi Aceh tersebut. Di mana taik pukat tersebut menggambarkan semangat kegotong royongan diantara para nelayan.
“Tarek pukat salah satu tradisi yang hampir hilang, maka kami masih berusaha untuk melestarikan tradisi leluhur berupa tarek pukat. Rakyat juga mengaku senang dengan adanya kegiatan ini sehingga ia bisa menjaga silahturahminya dengan rekan dan masyarakat sekitar,” demikian Sudirman.
Baca juga: Pemkot Sabang lestarikan tradisi lewat Jaboi Village Festival 2023