Banda Aceh (ANTARA) - Universitas Syiah Kuala (USK) kini memiliki Pusat Bahasa dan Budaya Korea sebagai wujud komitmen berkelanjutan untuk meningkatkan keberagaman budaya, mempromosikan pendidikan bahasa, kata pejabat di perguruan tinggi tersebut.
"Pendirian King Sejong Institute di USK merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan dan memperkuat ikatan persahabatan antara dua negara besar, Indonesia dan Republik Korea," kata Rektor USK Prof Marwan di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan hubungan kedua universitas tersebut telah terjalin dan pihaknya merasa bangga bisa berkolaborasi dengan UofNJ.
“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Republik Korea atas dipilihnya USK sebagai salah satu lokasi terkemuka untuk pendirian KIS,” katanya.
Rektor USK juga menyampaikan terima kasih kepada Rektor University of the Nations Jeju (UofNJ), Lee Chang Hoon, yang sejak awal telah mendukung terlaksananya pendirian KIS Banda Aceh.
"Kami percaya bahwa Institut ini akan menjadi jantung pendidikan bahasa Korea di Banda Aceh, menciptakan peluang untuk pertukaran budaya dan saling belajar," kata Rektor.
President of UofNJ Lee Chang Hoon mengatakan pendirian KIS Banda Aceh tidak terlepas dari bentuk kerja sama kongkrit antara USK dan UofNJ yang telah terjalin erat.
"Di KIS Banda Aceh ada call center. Selain itu juga diajarkan seni budaya, serta bahasa Korea. Kami mengucapkan selamat kepada kita semua," kata President of UofNJ.
Lee Chang Hoon mengatakan, mempelajari bahasa asing merupakan langkah awal dalam menghargai bangsa lain dan Ia berharap dengan hadirnya KIS menjadi langkah untuk lebih memahami Korea Selatan.
"Terima kasih kepada USK dan warga Aceh yang sangat welcome terhadap kami. Saya yakin, lulusan USK mampu bersaing di level Asia," katanya.
Ketua KIS Banda Aceh Dr Muzailin Affan mengatakan berdirinya KIS menjadi sebuah kehormatan, karena dari banyak proposal yang masuk ke KIS, USK terpilih menjadi lokasi KIS Banda Aceh.