Kata Iskandar, kasus keracunan gas terhadap warga di sekitar kawasan eksploitasi perusahaan migas PT Medco sudah berulang, bukan yang pertama sekali.
"Maka, sudah seharusnya manajemen perusahaan tersebut dapat belajar dari kasus sebelumnya," ujarnya.
Jika benar gas yang bocor tersebut berasal dari perusahaan gas, lanjut Iskandar, artinya yang keluar adalah gas H2S dan sangat berbahaya jika terhirup oleh masyarakat.
"Itu akan menyebabkan olfactory fatigue atau penurunan fungsi indera penciuman serta sesak nafas. Saya juga minta DLHK Provinsi Aceh segera turun ke lokasi," kata Iskandar.
Untuk diketahui, keracunan dengan dugaan yang sama bukan pertama kali terjadi wilayah lingkar tambang tersebut. Ratusan warga juga mengungsi akibat bau busuk yang diduga akibat pencucian sumur gas perusahaan migas di daerah tersebut.
Terkait hal ini, PT Medco E&P Malaka menyatakan sedang menindaklanjuti laporan warga terkait dugaan mencium bau di sekitar area operasi hingga menyebabkan warga keracunan gas.
VP Relations & Security PT Medco E&P Malaka Arif Rinaldi mengatakan perusahaan bergerak cepat dan berkoordinasi dengan instansi kesehatan setempat untuk memastikan warga mendapatkan perawatan dan penanganan medis secara intensif.
"Sebagian warga sudah diperbolehkan pulang. Perusahaan juga telah menurunkan tim kesehatan, keselamatan kerja dan lindung lingkungan ke lokasi kejadian serta memberikan penanganan kesehatan kepada warga," kata Arif Rinaldi.
Baca juga: Medco E&P Malaka bertanggung jawab terkait keracunan gas warga Aceh Timur