Banda Aceh (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamen Kominfo) Nezar Patria memberikan orasi ilmiah dalam sidang terbuka dies natalis Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK) dengan tema Peran Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Dunia Kesehatan.
“Implementasi AI di sektor kesehatan kian meningkat. Di mana peneliti Oxford mengembangkan teknologi AI Virtual Native Enhancement (VNE) yang dapat meningkatkan gambar MRI tanpa kontras, untuk mendeteksi luka otot jantung tanpa suntikan,” katanya di Darussalam, Banda Aceh, Kamis.
Dalam orasi ilmiah yang berlangsung di AAC Dayan Dawood, Darussalam ia menjelaskan teknologi tersebut bisa menghemat biaya dan meningkatkan akses pemindaian MRI di layanan kesehatan.
Baca juga: Nezar Patria: EWS tv digital untuk masyarakat lebih tanggap bencana
Ia mengatakan sumber daya manusia Indonesia juga mumpuni dalam pengembangan AI di kesehatan dan salah satu project yang dikembangkan mahasiswa ITB sedang diujicoba di Stuttgart, Jerman.
"Mereka merekam big data dari rekam jejak pasien dengan baik, tentu atas persetujuan pasien. Rekam medis tersebut dimasukkan, termasuk jenis penyakit, berikutnya ditambahkan jurnal lama dan terbaru, yang sangat membantu dokter dalam mendiagnosis pasien. Semuanya hanya dalam satu layar komputer," kata Nezar.
Menurut dia dengan segala kecanggihan yang AI hadirkan, ada juga sejumlah tantangan di sektor kesehatan seperti adanya potensi pelanggaran data pribadi pasien karena ketidaksiapan infrastruktur dan tata kelola medis.
Wamen Kominfo juga mengapresiasi atas perkembangan FK USK, yang saat ini menjadi salah satu FK terbaik yang ada di Indonesia.
Rektor USK Prof Marwan mengatakan FK USK telah membuka 16 prodi baru dan beberapa di antaranya merupakan prodi yang pertama di Sumatera seperti Prodi Dokter Spesialis bedah plastik, mikrobiologi klinik, Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (KKLP), dan dalam waktu dekat urologi.
Menurut dia lulusan FK USK telah memberikan kontribusi penting dalam mendukung ketersediaan kebutuhan dokter khususnya di provinsi Aceh, di mana jumlah dokter yang tersedia di Aceh berjumlah 4.354 orang, yang kemudian bertugas untuk melayani 5,3 juta penduduk Negeri Serambi Mekah.
Dekan FK USK, Prof. Dr. Maimun Syukri Sp.PD (K) mengatakan bahwa lulusan FK USK diproyeksikan memiliki semangat sebagai peneliti, berjiwa enterpreneur, serta punya melek manajemen kebencanaan yang selaras dengan visi misi USK.
"Sejumlah SDM FK USK saat ini telah berkiprah di nasional, dengan menjadi auditor, validator, asesor, dan evaluator untuk sejumlah prodi yang dibuka Kemendikbud Ristek, hingga menjadi pemateri di forum ilmiah nasional dan internasional," demikian Prof Maimun.
Baca juga: Wamenkominfo berharap Diplomasi Kuliner Aceh diperluas