Ia menjelaskan, secara umum prakiraan cuaca di provinsi berjulukan Tanah Rencong itu diguyur hujan sedang hingga deras, disertai petir dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan.
BMKG memantau adanya daerah siklonik di perairan barat dan timur Aceh. Daerah ini dapat menimbulkan daerah pertemuan angin (konvergensi) dan belokan angin (shearline) yang menyebabkan adanya perlambatan kecepatan angin di sebagian wilayah Aceh.
Sehingga, lanjut dia, kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah pertemuan angin. Potensi itu terjadi hampir di semua wilayah Aceh dalam tiga hari ke depan.
Adapun daerah yang berpotensi diguyur hujan sekaligus petir dan angin kencang seperti Subulussalam, Gayo Lues, Aceh Barat Daya, Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Selatan, Pidie, Bireuen, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Simeulue, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Aceh Tamiang.
“Kita mengimbau masyarakat untuk menjauhi wilayah air seperti sungai, danau, pantai dan waduk serta menghindar dari tanah rawan longsor akibat hujan lebat yang terus-menerus maupun dengan durasi lama,” ujarnya.
Untuk kecepatan angin di Aceh diperkirakan mulai dari nol hingga 20 kilometer per jam. “Apabila kondisi hujan diikuti dengan angin kencang, masyarakat diimbau untuk menjauhi pohon-pohon rawan tumbang,” ujarnya.
Di samping itu, BMKG memperkirakan potensi gelombang laut di Aceh masih tergolong aman sehingga tidak ada peringatan dini, yaitu dengan ketinggian antara 0,5 - 2,5 meter, baik daerah penyeberangan Banda Aceh - Sabang, penyeberangan Meulaboh - Kepulauan Sinabang dan wilayah perairan lainnya.
“Kondisi ini masih tergolong aman. Namun perlu di waspadai potensi kondisi cuaca ekstrem yang dapat menurunkan jarak pandang,” ujarnya.
Baca juga: Banjir Aceh Tenggara rusak 467,25 hektare lahan pertanian