Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Dua peserta ujian nasional atau UN dari SMA Luar Biasa (SMALB) YPPC Banda Aceh harus didampingi guru pendamping.
"Anak didik yang menjadi peserta UN SMA di sekolah ini harus didampingi masing-masing guru pendamping," kata Kepala SMALB YPPC Banda Aceh Kasidah di Banda Aceh, Senin.
Di SMALB YPPC Banda Aceh ada dua pelajar yang mengikuti UN, yakni Faisal Aziz, penyandang tuna laras, dan Muhammad Irfan, penyandang autis. Keduanya dampingi guru karena khawatir berperilaku yang bisa mengganggu jalannya UN.
Menurut Kasidah, Faisal Aziz, penyandang tuna laras, kalau tidak didampingi dikhawatirkan emosinya meledak. Bahkan ia membalikkan meja bila tidak didampingi.
Begitu juga dengan Muhammad Irfan, penyandang autis, bila tidak didampingi, dikhawatirkan mencoret kerja dan lembaran jawaban. Sebab, Muhammad Irfan hobinya melukis.
"Kami khawatir mereka perilaku mereka tidak terkontrol saat ujian berlangsung. Oleh sebab itu, mereka harus didamping masing-masing guru pendamping," kata Kasidah.
Terkait pelaksanaan ujian, Kasidah menyebutkan hingga kini belum ada hambatan. Dan diharapkan pelaksanaan UN berjalan lancar hingga hari terakhir.
"Pelaksanaan UN berlangsung tiga hari. Hari pertama Bahasa Inggris, hari kedua Bahasa Indonesia, dan hari ketiga Matematika," kata Kasidah menyebutkan.
Terkait dengan soal ujian, Kasidah mengatakan, soal UN ditentukan dari pusat. Namun, sebelum ujian, pihak sekolah berkoordinasi dengan dinas terkait menyangkut data anak didik.
"Kami juga menyampaikan laporan bulannya. Dari laporan tersebut diketahui sejauh mana proses belajar mengajar anak didik, sehingga diketahui kebutuhan soalnya seperti apa," kata Kasidah.