Meulaboh (ANTARA Aceh) - Tokoh masyarakat Kabupaten Aceh Barat, Banta Lidan, SPd I meminta perusahaan pengelola dana Coorporate Social Responsibility (CSR) untuk melanjutkan program budidaya perikanan untuk menambah kesejahteraan masyarakat.
"Seperti dilakukan PT Mifa Bersaudara untuk masyarakat Desa Balee dalam pengembangan perikanan budidaya pada 2015. Tapi kemudian, selama dua tahun terakhir ini tidak lagi dilakukan apapun, sehingga usaha itu sudah terhenti," katanya di Meulaboh, Senin.
Ia menjelaskan, awal kegiatan budidaya perikanan air tawar di Desa Balee, sudah terlihat dampak baik secara ekonomi, namun seiring tidak tersalurkan dana CSR, usaha tersebut tidak lagi berjalan karena ikan-ikan dalam kolam petambak sudah habis.
Banta Lidan yang juga Ketua Komisi D DPRK Aceh Barat ini menilai, kegiatan pengelolaan dana tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan tambang batu bara PT Mifa Bersaudara tidak koorporatif, karena tidak ada hasil berkelanjutan untuk masyarakat.
Diakui belum melihat secara persis bentuk pelaporan dana dikelola managerial perusahaan tersebut, namun yang jelas dampaknya belum begitu termanfaatkan untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran masyarakat ring satu perusahaan.
"Untuk 2017 ini kita harapkan dapat dibenahi, sebab saya melihat belum ada dampak signifikan untuk menekan angka kemiskinan masyarakat sekitar tambang. Pemda pun kita harapkan tidak menerima begitu saja laporan kegiatan dana CSR perusahaan," tegasnya.
Lebih lanjut dijejaskan, saat ini perusahaan itu telah merekrut kembali sebagian tenaga kerja penduduk lokal, namun belum ada transparansi untuk persentase jumlah tenaga kerja masyarakat yang berada di kawasan ring satu perusahaan.
Menurut Banta Lidan, harus ada upaya semacam mempublikasikannya di publik terkait dominasi pekerja, jangan sampai pada pengrekrutan tahap kedua setelah terjadi PHK, justru memunculkan konflik baru di tengah mayarakat sekitar tambang.
"Sekarang ini mereka sudah menarik kembali pekerja yang pernah diberhentikan, kita belum tahu berapa persentase penduduk lokal ring satu perusahaan yang direkrut kembali. Jangan sampai didatangkan dari luar, nanti malah menjadi masalah," imbuhnya.
Sementara itu, Manager External Relation PT Mifa Bersaudara Azizon Nurza, yang dikonfirmasi membenarkan terkait tidak berkelanjutannya program pengembangan perikanan budidaya di Desa Balee karena tidak tersedia anggaran perusahaan.
"Karena faktor anggaran perusahaan tidak tersedia, kemudian ikan-ikan dipanen dan dijual tanpa seizin/sepengetahuan kita, bagaimana mau dibina masyarakatnya belum siap," katanya menambahkan.