Selain itu, ia juga menyatakan mendukung agar Gakkum Kementerian LHK untuk mengusut tuntas kasus tersebut dengan menangkap pembunuh Rahman dan dihukum setimpal dengan perbuatannya.
"Jangan biarkan terjadi lebih banyak lagi konflik antara manusia dan gajah," tutup Wulan.
Sebelumnya, Kepala Balai TN Tesso Nilo Heru Sutmantoro saat dikonfirmasi, Kamis (11/1), mengatakan gajah Rahman pertama kali diketahui oleh sang Mahout, Jumadi pada tanggal 10 Januari 2024. Sesaat sebelum ditemukan mati, mahout Jumadi memanggil gajah Rahman dengan membawakan buah, namun tidak ada respon seperti biasanya.
Setelah didekati, gajah Rahman ditemukan dalam kondisi tergeletak lemas dan gading sebelah kiri sudah terpotong dan hilang. Saat dilakukan tindakan neukropsi oleh tim dokter hewan BBKSDA Riau, kematian gajah Rahman diduga karena keracunan.
Namun, pelakunya belum diketahui dan petugas tidak menemukan barang bukti disekitar gajah Rahman yang kemungkinan digunakan untuk meracuninya.
Baca juga: Gajah liar yang mati di sungai Mas Aceh Barat bukan karena kekerasan
Baca juga: BKSDA turunkan tim selidiki penyebab kematian gajah di Sungai Mas Aceh Barat