Banda Aceh (ANTARA) - Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Kota Banda Aceh menyatakan empat pengawas pemilu menjalani perawatan di rumah sakit karena kelelahan saat bertugas mengawasi proses pesta demokrasi di ibu kota Provinsi Aceh tersebut
"Baru tadi kami membesuk ke rumah sakit. Ada empat pengawas pemilu di Kota Banda Aceh harus menjalani perawatan di rumah sakit karena kelelahan usai mengawasi pungut hitung Pemilu 20234," kata Ketua Panwaslih Kota Banda Aceh Ely Safrida di Banda Aceh, Sabtu..
Ia mengatakan empat pengawas pemilu tersebut di antaranya dirawat Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) dan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kota Banda Aceh. Mereka sudah menjalani perawatan sejak beberapa hari terakhir.
Ely Safrida menyebutkan dari empat pengawas pemilu tersebut, tiga di antaranya pengawas tempat pemungutan suara (PTPS) dan seorang pengawas pemilu kelurahan desa. Mereka dari Kecamatan Baiturrahman, Jaya Baru, dan Kutaraja.
"Kondisi mereka kini berangsur membaik. Seorang di antara juga sedang hamil. Mereka umumnya karena kelelahan yang menyebabkan asam lambung serta ada mengalami gangguan jantung," kata Ely Safrida.
Menyangkut pengawas pengganti mereka yang sakit, Ely Safrida menyebutkan tugas mereka untuk sementara digantikan pengawas di tingkatan atasnya, sehingga tidak menghambat proses pengawasan tahapan pemilu yang kini masih berlangsung.
"Tugas pengawasan ini cukup melelahkan. Mereka mengawasi proses pungut hitung suara dan tidak boleh meninggalkan tempat pemungutan suara. Tugas melelahkan ini tentu berdampak pada kesehatan petugas," katanya.
Ely Safrida mengatakan proses pengawasan kini memasuki tahap rekapitulasi penghitungan surat suara di tingkat kecamatan. Proses ini juga membutuhkan stamina yang prima bagi petugas pengawasan.
"Karena itu, kami mengimbau petugas pengawasan menjaga kesehatan serta tidak lupa makan dan beristirahat sejenak jika sudah kelelahan," kata Ely Safrida.
Baca juga: KIP Aceh Barat minta kontestan tunggu hasil pleno Pemilu 2024, belum ada pemenangnya