Kutacane (Antaranews Aceh) - Aktivitas jual beli pada sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, mulai berjalan normal, setelah daerah itu terdampak abu vulkanik akibat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Dari pantauan di Pasar Inpres, Kutacane, Rabu, terlihat ratusan pedagang mulai menggelar dagangannya di tempat yang telah disediakan oleh pemerintah setempat.
Sementara para pembeli, mulai tampak ramai dibanding dua hari sebelumnya dalam memperoleh kebutuhan pokok sehari-hari bagi keluarganya.
"Ya, baru hari ini ramai. Sebelumnya di hari meletusnya Gunung Sinabung, pasar ini juga ramai. Namun tiba-tiba sepi pagi hari, akibat banyak abu," kata Muhammad Isnaini (30), pedangang di pasar tersebut.
Ia mengaku, harga-harga kebutuhan pokok yang dipasarkan sedikit lebih tinggi dibanding hari biasa, terutama untuk jenis sayur-mayur yang didatangkan dari Berastagi, Kabupaten Karo.
Seperti sayuran bunga kol Rp4.000 per kilogram (kg), cabai merah Rp35 ribu per kg, cabai hijau Rp25 ribu per kg, cabai rawit Rp30 ribu per kg, dan tomat Rp8.500 per kg.
"Rata-rata naik Rp1.000 sampai Rp2.000 per kg, dibanding sebelum meletusnya Gunung Sinabung," terang pedangang Pasar Kuning, Dewi boru Sembiring (35).
Fatima (45), seorang pembeli kebutuhan pokok di Kutacane mengatakan, dirinya memang rutin tiga hari sekali berbelanja ke pasar setempat untuk membeli bahan pokok makanan.
Ia berharap, agar kondisi dari erupsi Gunung Sinabung bisa cepat diatasi oleh pihak terkait, sehingga keadaan menjadi normal kembali.
"Sebab kalau terus meletus seperti baru-batu ini, maka kami yang tinggal di wilayah perbatasan cuma merasakan dampaknya," kata dia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemarin menyebut, material abu vulkanik Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara telah menutupi langit di Wilayah Aceh.
"Dari citra satelit jelas terlihat, pergerakan debu vulkanik menutupi Aceh secara merata," jelas Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Aceh, Zakaria.
Ia mengatakan, dampak dari erupsi Gunung Sinabung mulai terjadi sejak Senin, (19/2), dan terbawa angin yang mengarah ke wilayah Tenggara dan Barat-Selatan di provinsi paling ujung Utara di Sumatera ini.