Meulaboh (Antaranews Aceh) - Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi melakukan aksi unjuk rasa mendesak pihak kepolisian mengungkap tuntas kasus penemuan narkoba jenis ganja kering di Pendopo Bupati Aceh Barat, Provinsi Aceh.
"Polres Aceh Barat segera mengusut tuntas kasus ganja di pendopo dan mempublikasikan setiap perkembangan kasusnya agar diketahui masyarakat,"teriak orator aksi Mudasir, dalam aksinya di Bundaran Simpang Pelor Meulaboh, Selasa.
Massa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Anti-Penindasan dan Peduli Demokrasi itu, membawa poster serta spanduk bertuliskan 11 tuntutan yang dibawa mulai dari halaman Masjid Agung Baitul Makmur hingga titik kumpul akhir massa di depan kantor DPRK.
Mahasiswa datang mengenakan atribut dan almamater kebanggaan dari perguruan tinggi mereka masing - masing, membentangkan spanduk dan poster bertuliskan tuntutan secara nasional dan menuntut penyelesaian beberapa kasus terjadi di daerah.
Selain kasus temuan narkoba di Pendopo Bupati Aceh Barat, mahasiswa juga mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas kasus operasi tangkap tangan (OTT) tim Saber Pungli terhadap beberapa aparatur sipil negara (ASN) Dinas Pendidikan Aceh Barat.
"Masyarakat harus mengetahui sejauh mana perkembangan kasus temuan ganja di pendopo dan kasus OTT, sebab ini adalah cerminan penegakan hukum di negara kita yang mesti dituntaskan dan masyarakat mengetahuinya,"tambah koordinator aksi Iqbal.
Sementara itu, salah seorang peserta aksi dari Solidaritas Mahasiswa Bela Pendidikan (Sombeb) Nasrizal, menyampaikan, pemerintah perlu menyelesaikan segera kasus agraria di kawasan Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya, Aceh.
Sebab masyarakat sudah jelas - jelas akan sangat dirugikan dengan terjadinya bencana alam apabila kegiatan eksploitasi emas secara besar - besaran akan dilakukan oleh perusahaan besar yang mengelola modal asing.
"Dampaknya sudah pasti akan terjadi seperti bencana alam, apabila eksploitasi emas di kawasan pegunungan Beutong Ateuh dilakukan. Kita di sini ikut menyuarakan harapan dari masyarakat di sana bersama mahasiswa," tambahnya.
Mahasiswa menuntut penghentian segala bentuk impor pangan, pengecaman kekerasan terhadap mahasiswa, tentang tenaga kerja asing (TKA), stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar, UU nomor 42 tahun 2008 dan Islam Nusantara.
Setelah berorasi lama di bundaran Simpang Pelor Meulaboh, massa bergerak masuk ke dalam kantor DPRK Aceh Barat, dalam ruang sidang utama berkapasitas sempit mahasiswa mendengarkan penjelasan dari Ketua DPRD Ramli, SE serta anggota legislatif lainnya.
Mahasiswa Aceh Barat tuntut pengungkapan kasus narkoba
Selasa, 25 September 2018 20:02 WIB