Blangpidie (Antaranews Aceh) - Masyarakat di sejumlah kecamatan di Aceh Barat Daya mulai memasuki panen raya, namun pihak Perum Bulog setempat belum mau membeli padi petani karena harga jual petani di kisaran Rp5.000 perkilogram, sementara harga pembelian pemerintah Rp4.070 per kilogram.
Kepala Perum Bulog Sub Divre VI wilayah Blangpidie, Sailan di Blangpidie, Senin, mengaku pihaknya belum bisa menyerap gabah petani meskipun musim panen raya padi sawah sedang berlangsung karena harga jual petani masih tinggi.
Harga gabah kering panen (GKP) dipasaran dalam wilayah kabupaten Abdya sekarang masih sangat tinggi rata-rata diatas Rp 5000/kg. Sementara Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp. 4.070/kg.
Sementara itu salah seorang pengusaha kilang padi di Blangpidie, Lisman, menjelaskan tidak sedikit pedagang dari Medan, Provinsi Sumatera Utara datang membeli gabah ke daerahnya pada musim panen raya padi MT gadu 2018.
“Saat ini pedagang luar bebas beli gabah pada petani Abdya. Rata-rata hasil panen diangkut dengan truck-truck ukuran besar ke Sumatera Utara. Sementara, pengusaha kilang padi kecil-kecilan yang modalnya pas-pasan terpaksa menjadi penonton pada musim panen kali ini,” ujar Lisman
Petani di Abdya sepertinya lebih cenderung menjual gabahnya ke pedagang luar daerah ketimbang pada pengusaha lokal yang ada dalam daerah. Selain dibayar kontan, pedagang Medan juga membeli gabah dalam keadaan basah.
“Kalau pengusaha lokal tidak beli gabah basah, karena kilang padi dimilikinya tidak punya dryer (mesin pengering padi modern). Kemudian modal usaha juga pas-pasan. Beli gabah tidak bayar kontan, makanya petani memilih menjual hasil panen ke pedagang luar,” tuturnya
Pelaksana tugas (Plt) kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Abdya, Nasruddin menyebutkan ada sekitar 10 ribu hektare lebih luas tanaman padi di daerahnya yang tersebar disembilan kecamatan saat ini sedang memasuki musim panen.
Yaitu, Kecamatan Lembah Sabil, Manggeng, Tangan-Tangan, Setia, Blangpidie, Susoh, Jumpa, Kuala Batee, dan kecamatan Babahrot.