Jakarta (ANTARA) - Mohamed Salah masih menghuni tim remaja El Mokawloon ketika Mesir mengangkat trofi Piala Afrika ketujuh mereka dengan mengalahkan Ghana 1-0 pada final di Stadion 11 November, Luanda, Angola, pada 31 Januari 2010.
Tiga bulan lebih berikutnya, Salah melakoni debut tim senior El Mokawloon dalam Liga Mesir yang berakhir imbang 1-1 di kandang El Mansoura. Salah kemudian menjelma menjadi pilihan reguler El Mokawloon sepanjang musim 2010/2011 dan 2011/2012 sebelum hijrah ke Swiss bersama Basel.
Sembilan tahun lebih berlalu sejak Mesir menjuarai Piala Afrika 2010 dan Salah melanglang buana mengangkat trofi Liga Super Swiss pada 2013 dan 2014 hingga akhirnya berlabuh di Liverpool untuk menjuarai Liga Champions 2018/2019.
Sejumlah penghargaan individual mengantarkan Salah menjadi tulang punggung Mesir setelah mencetak dua gol penentu kemenangan 2-1 atas Kongo untuk meloloskan Pasukan Firaun ke Piala Dunia 2018 serta menjadi runner-up Piala Afrika 2017.
Mesir berharap tuah Salah menjuarai Liga Champions bersama Liverpool akan menular ke negaranya untuk mengangkat trofi Piala Afrika kedelapan sekaligus menajamkan catatan sebagai negara tersukses dalam kompetisi Benua Hitam itu.
Sempat dilabeli Sensasi Semusim oleh banyak media Inggris, Salah membuktikan gelar itu tak patut disematkan kepadanya dengan tampil krusial untuk Liverpool lewat 27 gol dalam semua kompetisi musim ini.
Hampir semua rumah judi menempatkan Mesir sebagai favorit juara Piala Afrika 2019, selain karena faktor Salah namun juga mereka tampil di hadapan publik sendiri berstatus tuan rumah turnamen.
Namun, Mesir punya tantangan berat mengingat mereka memiliki skuat dengan usia rata-rata tertua di Grup A dan ketiga tertua di antara 24 tim peserta Piala Afrika 2019. Pelatih Mesir atas Meksiko, Javier Aguirre, bertekad menebus penampilan negatif yang mereka bukukan berupa tiga kekalahan di fase grup Piala Dunia 2018 lalu.
Baca juga: Salah perkuat Mesir saat kalahkan Guinea dalam pemanasan Piala Afrika
Di Grup A, Mesir bergabung dengan Republik Demokratik Kongo, Uganda dan Zimbabwe.
Pelatih Kongo Florent Ibenge mengaku tak gentar dengan keberadaan mereka di Grup A bersama tuan rumah Mesir. Ibenge bahkan bertekad membuktikan sepak bola Kongo tengah berada dalam tren peningkatan dalam keikutsertaan mereka pada tiga final berturut-turut Piala Afrika.
Kongo pernah dua kali menjuarai Piala Afrika pada 1968 dan 1974. Pada dua penampilan terakhirnya mereka berhasil menempati peringkat keempat pada 2015 dan perempat final 2017.
Uganda yang kembali berada satu grup bersama Mesir, sebagaimana terjadi juga pada 2017, dan menyebutnya sudah akrab dengan permainan tuan rumah. Sang pelatih Sebastian Desabre menegaskan target Uganda lolos ke babak 16 besar. Tim besutan pelatih asal Prancis itu di atas kertas cuma butuh satu kemenangan dan satu hasil imbang untuk bisa memenuhi ambisi mereka.
Zimbabwe mengikuti Piala Afrika kedua beruntun setelah pada 201 terhenti pada fase grup tanpa satu kemenangan pun. Pelatih Sunday Chidzambwa bertekad menjadikan kegagalan edisi 2017 sebagai motivasi untuk meraih hasil lebih positif di Mesir.
Dalam laga pertama di Grup A, Mesir akan menjamu Zimbabwe di Stadion Internasional, Kairo, pada Sabtu dini hari WIB pekan ini, sebelum Kongo menghadapi Uganda di tempat yang sama Sabtu malam WIB nanti.
Baca juga: Piala Afrika tak terpengaruh kematian Morsi
Berikut daftar skuat tim penghuni Grup A:
Kongo: Ley Matampi, Parfait Mandanda, Anthony Mossi; Issama Mpeko, Marel Tisserand, Bobo Ungenda, Ngonda Muzinga, Christian Luyindama, Wilfred Moke, Arthur Masuaku, Djuma Shabani; Tresor Mputu, Chancel Mbemba, Youssouf Mulumbu, Jacques Maghoma, Merveille Bokadi, Paul-Jose M'Poku; Yannick Bolasie, Jonathan Bolingi, Cedric Bakambu, Meschak Elia, Chadrac Akolo, Britt Assombalonga
Pelatih: Florent Ibenge
Mesir: Ahmed El Shenawy, Mohamed El Shenawy, Mahmoud Genesh; Baher El Mohamady, Ahmed El Mohamady (kapten), Omar Gaber, Ahmed Hegazi, Ayman Ashraf, Ahmed Ayman Mansour, Mahmoud Hamdy, Mahmoud Alaa; Ali Ghazal, Trezeguet, Tarek Hamed, Walid Soliman, Mohamed Elneny, Abdallah El Said, Nabil Emad, Amr Warda; Marwan Mohsen, Mohamed Salah, Ahmed Ali, Ahmed Hassan Kouka
Pelatih: Javier Aguirre
Uganda: Denis Onyango, Robert Odongkara, Jamal Salim; Godfrey Walusimbi, Hassan Wasswa, Nicholas Wadada, Joseph Ochaya, Isaac Muleme, Murushid Juuko, Timothy Awany, Bevis Mugabi, Ronald Mukiibi; Farouk Miya, Khalid Aucho, Luwagga Kizito, Taddeo Lwanga, Allan Kateregga, Micheal Azira; Emmanuel Okwi, Derrick Nsibambi, Allan Kyambadde, Patrick Kaddu, Lumala Abdu
Pelatih: Sebastien Desabre
Zimbabwe: George Chigova, Edmore Sibanda, Elvis Chipezeze; Teenage Hadebe, Ronald Pfumbidzai, Alex Mudimu, Divine Lunga, Tendayi Darikwa, Jimmy Dzingai; Danny Phiri, Knowledge Musona, Khama Billiat, Ovidy Karuru, Kudakwashe Mahachi, Talent Chawapiwa, Marvelous Nakamba, Tafadzwa Kutinyu, Marshall Munetsi, Thabani Kamusoko; Evans Rusike, Nyasha Mushekwi, Knox Mutizwa, Tino Kadewere
Pelatih: Sunday Chidzambwa
Baca juga: Mounie bawa Benin menangi laga pemanasan terakhir
Jadwal pertandingan Grup A (dalam WIB):
Sabtu (22/6) Mesir vs Zimbabwe
Sabtu (22/6) Kongo vs Uganda
Kamis (27/6) Uganda vs Zimbabwe
Kamis (27/6) Mesir vs Kongo
Senin (1/7) Uganda vs Mesir
Senin (1/7) Zimbabwe vs Kongo
Profil Grup A Piala Afrika, harapan Salah tularkan kesuksesan Champions ke Mesir
Kamis, 20 Juni 2019 8:50 WIB