Banda Aceh, 30/4 (Antaraaceh) - Pemerintah Jepang dan Provinsi Aceh menjajaki kerja sama bidang mitigasi atau pengurangan risiko bencana sebagai upaya meminimalisir jatuhnya korban jiwa terjadi bencana alam.
Rencana kerja sama itu dibahas dalam pertemuan antara delegasi Pemerintah Aceh dengan Pemerintah Jepang di Banda Aceh, Rabu.
Dari Pemerintah Aceh diwakili Sekretaris Daerah Aceh Dermawan, sedangkan mewakili Pemerintah Jepang dihadiri Wakil Menteri Rekonstruksi Koichi Tani.
Wakil Menteri Rekonstruksi Jepang Koichi Tani mengatakan, Aceh dan Jepang sama-sama pernah dilanda gempa dan tsunami sejak 10 tahun terakhir. Aceh mengalami bencana hebat akhir 2004, sedangkan Jepan terjadi beberapa tahun lalu.
"Dengan kerja sama ini diharapkan kedua daerah siap menghadapi bencana serta pengurangan risikonya, sehingga bisa diminimalisir jatuhnya korban jiwa," katanya.
Dalam pertemuan itu, Koichi Tani sempat mempertanyakan masalah sistem peringatan dini bencana yang dibangun Pemerintah Aceh serta latihan evakuasi terhadap masyarakat dalam menghadapi bencana.
"Kami di Jepang punya sistem peringatan dini, latihan evakuasi berkala. Semua dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam menghadapi bencana," ungkap Koichi Tani.
Selain itu, Koichi Tani juga mempertanyakan sosialisasi mitigasi atau pengurangan risiko bencana serta kebiasaan masyarakat setempat saat menghadapi bencana.
"Kami juga mengundang delegasi Pemerintah Aceh untuk menghadiri konferensi internasional kebencanaan yang diselenggarakan di Jepang. Konferensi ini rencananya digelar Maret 2015," katanya.
Atas pertanyaan tersebut, Sekretaris Daerah Aceh Dermawan mengatakan pemerintah daerah di Aceh terus berupaya menyosialisasikan hal-hal terkait mitigasi bencana, sehingga masyarakat paham apa yang dilakukan saat menghadapi bencana.
"Selain itu, ada kebiasaan masyarakat Pulau Simeulue di Samudra Hindia yang masuk wilayah Aceh, saat menghadapi tsunami. Masyarakat di pulau itu menyebut nama tsunami dengan istilah smong," katanya.
Dermawan juga mengharapkan Pemerintah Jepang membantu Aceh mengurangi dampak bencana, mengingat Aceh dan Jepang merupakan daerah rawan bencana, terutama gempa.
"Kami berharap Jepang dapat membantu Aceh dalam hal kesiapsiagaan menghadapi bencana dan rekonstruksi pascabencana, mengingat teknologi Jepang yang sangat canggih," kata dia.
Menurut dia, kecanggihan teknologi Jepang dapat membantu Aceh mengurangi dampak bencana. Oleh karena itu perlu adanya kerja sama peningkatan sumber daya manusia dalam mitigasi bencana.
Mengenai tindak lanjut pembahasan dan rencana aksi dari pertemuan itu, Drs Dermawan mengatakan akan menyampaikannya kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah.
"Apa yang dibahas di pertemuan ini akan saya sampaikan kepada Bapak Gubernur. Kami berharap ada tindak lanjut dari pembahasan ini," kata Drs Dermawan.
Aceh-Jepang Jajaki Kerja Sama Mitigasi Bencana
Rabu, 30 April 2014 18:03 WIB