Manila, Filipina (ANTARA) - Ganda putri Indonesia Beatrice Gumulya dan Jessy Rompies terkejut mendengar kabar bahwa mereka berhasil mengakhiri 14 tahun paceklik medali emas dari tenis ganda putri SEA Games.
Sebelum Beatrice/Jessy mendapatkan medali emas pada hari ini, Sabtu, prestasi itu terakhir kali diraih ganda putri Wynne Prakusya dan Romana Tedjakusuma di SEA Games 2005.
"Wah, baru tahu juga terakhir kali emas tahun 2005. Kami tentu saja senang dengan hasil ini," ujar Beatrice di Kompleks Olahraga Rizal Memorial, Manila, Filipina.
Menurut Beatrice, apa yang dia raih bersama Jessy memang sudah ditargetkan sebelumnya.
Apalagi, persiapan mereka memang cukup matang untuk menghadapi SEA Games 2019, termasuk mengikuti beberapa turnamen internasional yang levelnya lebih tinggi dari SEA Games.
Meski demikian, langkah Beatrice/Jessy merebut emas SEA Games 2019 tidaklah mudah. Di partai final, mereka harus menghadapi unggulan kedua asal Thailand Peangtarn Plipuech/Tamarine Tanasugarn.
Tamarine, yang sudah berusia 42 tahun, merupakan pemain berpengalaman yang mendapatkan medali emas SEA Games tahun 1995.
Dalam pertandingan itu, Beatrice dan Jessy sempat kesulitan di beberapa kesempatan, tetapi mereka akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 6-3 dan 6-3.
"Kami harus bermain agresif, berani dan percaya diri. Kami yakin apapun hasilnya dalam pertandingan tadi itulah yang terbaik," kata Jessy Rompies.
Medali emas dari Beatrice/Jessy menjadi yang kedua untuk Indonesia di cabang olahraga tenis setelah pada Jumat (6/12) Aldila Sutjiadi menjadi yang terbaik di nomor tunggal putri.
Indonesia masih berpotensi mendapatkan satu medali emas lagi dari tenis melalui ganda campuran Aldila Sutjiadi/Christopher Rungkat yang bertarung melawan pasangan Thailand Tamarine Tanasugarn/Sanchai Ratiwatana dalam laga yang masih berlangsung sampai berita ini diturunkan.
SEA Games 2019, Beatrice/Jessy terkejut akhiri 14 tahun paceklik emas
Sabtu, 7 Desember 2019 16:32 WIB