Idi, Aceh (ANTARA) - Anggota DPR Aceh melaporkan secara resmi ke PUPR pusat terkait proyek fasilitas sistem penyedian air minum (PDAM) yang dibangun melalui dana APBN sebesar Rp13 miliar kini terbengkalai di Kabupaten Aceh Timur.
Sebelumnya, anggota DPRA Iskandar Usman Al-Farlaky itu sudah meninjau langsung fasilitas PDAM yang terletak di Desa Blangbarom, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.
Baca juga: Anak nelayan Aceh yang di tangkap otoritas Thailand berharap ayahnya dipulangkan
"Pihak PDAM Aceh Timur beralasan karena pipa suplai bocor sehingga belum bisa dioperasikan," kata Iskandar di Aceh Timur, Senin (10/2).
Lanjutnya, ia berharap segera dicari jalan keluar karena sudah mangkrak sangat lama. Sejak 2012 dan 2013 proyek itu sudah mulai dikerjakan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Republik Indonesia. Hasilnya tidak fungsional sampai saat ini. Padahal masyarakat setempat sangat mengharapkan fasilitas tersebut segera difungsikan.
Baca juga: Seekor anak gajah mati di Aceh Timur
Karenanya, sambung Iskandar, pihaknya mengirim surat ke Kementerian PUPR Pusat di Jakarta, 31 Januari 2020 guna melaporkan persoalan penyedian air bersih tersebut, sebab pembangunannya bersumber dari APBN tahun 2012 dan 2013.
Baca juga: Akademisi: Pemulangan nelayan ditangkap di Thailand bisa dipercepat
"Waktu enam tahun sudah cukup, bukan merupakan waktu yang lama bagi proyek infrastruktur yang direncanakan untuk pelayanan publik," kata Iskandar.
Maka dari itu dalam surat tersebut pihaknya meminta Dirjen PUPR Pusat dapat segera mengambil langkah-langkah lanjutan sehingga fasilitas PDAM berfungsi dan dapat dinikmati masyarakat setempat.
Selain itu, Iskandar juga mengharapkan PUPR Pusat agar menurunkan tim melalui Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Aceh untuk mengecek langsung adanya laporan dari Direktur PDAM Tirta Peusada Aceh Timur adanya pipa yang bocor.
"Memenuhi harapan warga yang selama ini butuh air bersih di sekitaran Kecamatan Ranto Peureulak, termasuk Seuneubok Baro, Seulemak Muda, Seuneubok Johan, Pulo Blang, Paya Unoe, Blangbarom, Pasir putih, Seuenubok Dalam, dan sejumlah wilayah lain, perlu segera dapat difungsikan sehingga kebutuhan akan air bersih segera terjawab," demikian kata Al-Farlaky.