Banda Aceh, 14/10 (Antaraaceh) - Persatuan Persaudaraan Pedagang Pasar Aceh (P4A) menilai Pemko Banda Aceh di bawah kepemimpinan Wali Kota Illiza Sa'aduddin Djamal tidak mempunyai konsep yang jelas dalam hal penataan pedagang kaki lima dan revitalisasi pasar tradisional yang lebih baik.
"PKL selalu digusur dengan paksa tanpa memberikan tempat yang layak untuk PKL dan pasar tradisional yang hanya dipungut pajak saja namun tidak dilakukan revitalisasi atau pemberdayaan pedagang pasar itu sendiri, jadi Pemko Banda Aceh hanya mau cari utung saja," kata Ketua P4A Muzakir Reza Pahlevi dalam siaran persnya di Banda Aceh, Selasa.
Perkembangan perekonomian Aceh khususnya di Banda Aceh pada saat ini bisa diukur oleh maraknya pembangunan pusat perdagangan yang merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah.
Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi tiga yaitu pasar tradisional, PKL dan pusat perbelanjaan modern.
Dari sisi kepentingan ekonomi, semakin meningkatnya jumlah pusat perdagangan, baik yang tradisional maupun modern mendorong terciptanya peluang kerja bagi banyak orang. Mulai dari jasa tenaga satuan pengamanan, penjaga toko, pengantar barang, cleaning service, hingga jasa transportasi, katanya.
Ini berarti kehadiran pusat perdagangan ikut serta dalam mengentaskan masalah pengangguran dan kemiskinan, tambah dia.
Namun, ujar dia, sangat ironis dengan kondisi pusat perdagang yang ada di Banda Aceh serba kekurangan dan tidak dimamfaatkan dengan baik oleh Pemko Banda Aceh.
Disebutkan, ada beberapa pasar tradisional maupun pasar seni moderen yang dikelolan oleh pemerintah kota Banda Aceh namun, pemerintah Kota Banda Aceh tidak serius dalam menjalankan pusat perdagangan yang bisa meningkat ekonomi masyarakat kota banda aceh dan pendapatan pemerintah khususnya.
"Kita bisa melihat hampir semua pasar tradisional yang ada di Banda Aceh tebengkalai dan tidak terawat dengan baik maupun pasar tradisional tersebut terkesan kumuh, jorok. Pemerintah Kota Banda Aceh hanya melakukan pengutipan iuran (pajak) kepada pedagang di dalam pasar tradisional, tapi tidak mau membenah atau merawatnya dengan baik," ujarnya.
Kata dia lagi, Banda Aceh di bawah kepemimpinan Illiza tidak maupun menjalan tugas atau fungsi pasar tradisional yang sebenarnya menurut aturan pemerintah.
Semenjak meninggalnya Wali Kota terdahulu yaitu Mawady Nurdin Kota Banda Aceh semakin seberaut dan tidak tertata dengan baik termasuk hancurnya pasar tradisional, apa lagi sampai saat ini wakil wali kota belum terpilih hal ini bisa menyebabkan terbengkalainya pelayan kepada masyarakat, kata Muzakir Reza Fahlevi.
P4A: Pemko Tidak Punya Konsep Revitalisasi Pasar
Selasa, 14 Oktober 2014 7:47 WIB