Subulussalam (ANTARA) - Rapat paripurna dengan agenda penyampaian rekomendasi hasil kerja Pansus DPRK Subulussalam tentang LKPJ Wali Kota Subulussalam tahun anggaran 2020 diwarnai hujan interupsi dari sejumlah anggota serta fraksi di lembaga dewan tersebut keluar dari ruang sidang
Interupsi pertama dilayangkan Ketua Fraksi Geranat Bahagia Maha dalam sidang paripurna DPRK Subulussalam di Subulussalam, Senin.
Bahagia Maha menegaskan selama ini fraksi yang dipimpinnya tidak pernah dilibatkan dalam pandangan umum atas rekomendasi DPRK terkait temuan LKPJ Wali Kota Subulussalam.
“Kami dari Fraksi Geranat tak diberi ruang untuk menyampaikan pandangan umum, maka lebih baik kami walk out atau keluar saja dari ruang sidang ini,” ketus Bahagia Maha.
Kemudian, sembilan Anggota DPRK Subulussalam juga menyatakan walk out dari ruangan sidang, termasuk dua wakil ketua DPRK, yakni Fajri Munhte (Golkar) dan Dewita Karya (PAN).
Sementara, dari Fraksi Geranat yang juga ikut meninggalkan ruang sidang yakni Jefri Husni Munthe (PAN), Hariansyah dan Salehati (PA), Saddam Husein dan H Mukmin (Golkar) dan Ari Afriadi (Partai Gerindra).
Ketika berlangsungnya sidang, Ketua DPRK Subulussalam Ade Fadly Pranata beberapa kali terlihat mematikan mikrofon Bahagia Maha saat mengajukan interupsi kepada dirinya selaku pimpinan sidang.
Kondisi memanas membuat sidang diskor selama 15 menit. Permintaan mereka untuk menyampaikan pandangan umum tidak diakomodir membuat Fraksi Geranat keluar ruang sidang.
"Tidak diakomodir. Padahal yang kami sampaikan sesuai dengan fakta saat kami melakukan pansus ke sejumlah SKPK," kata Bahagia Maha didampingi sejumlah anggota Fraksi Geranat saat keluar dari ruangan.
Fraksi di DPRK Subulussalam keluar dari sidang paripurna laporan pertanggungjawaban wali kota
Selasa, 25 Mei 2021 11:49 WIB