Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa wilayah Aceh tengah berada pada kondisi cuaca yang kerap memicu terjadinya angin kencang bahkan bencana puting beliung sehingga warga diminta meningkatkan kewaspadaan.
“Memang di bulan Juni sampai September ini Aceh biasanya terjadi angin kencang, dengan kondisi hujannya kurang. Dan awan cumulonimbus atau awan cb yang memicu terjadinya angin kencang ini,” kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Kamis.
Zakaria menjelaskan angin kencang bahkan puting beliung itu terjadi akibat pertumbuhan awan cumulonimbus. BMKG memperkirakan pertumbuhan awan yang dapat memicu bencana hidrometeorologi tersebut terjadi hingga September mendatang.
Ia mengingatkan beberapa daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi angin kencang dan puting beliung seperti Kabupaten Gayo Lues, Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Pidie Jaya, Aceh Timur dan Aceh Jaya.
“Daerah-daerah ini, di bulan seperti ini berpotensi terjadinya angin puting beliung. Jadi masyarakat perlu mewaspadainya,” kata Zakaria.
Selain itu, kata dia, awan cumulonimbus itu juga berpotensi menjadi pemicu terjadinya gelombang laut tinggi sehingga nelayan harus waspada saat melaut, begitu juga dengan pelayaran kapal penyeberangan antar pulau di Aceh seperti tujuan Kabupaten Simeulue, Sabang, Pulau Banyak Aceh Singkil dan Pulo Aceh Aceh Besar.
“Awan cumulonimbus ini juga berpotensi terjadi gelombang laut tinggi jadi nelayan dan kapal penyeberangan perlu berhati-hati,” katanya.
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang laut tinggi dalam beberapa hari ini seperti perairan utara Sabang, selat malaka bagian utara, perairan barat Aceh dan Samudera Hidia barat Aceh yang mencapai 4 meter.
Sedangkan untuk wilayah perairan Sabang-Banda Aceh, perairan Lhokseumawe dan perairan Meulaboh-Kepulauan Simeulue dengan perkiraan tinggi gelombang laut mulai 1 hingga 2,5 meter.