Kiev, (ANTARA Aceh) - Pemerintah pada Kamis (4/6) menyatakan puluhan orang tewas di Ukraina Timur selama satu hari terakhir, saat pertempuran berkobar di daerah yang mudah bergolak tersebut, sehingga menambah ketegangan bagi gencatan senjata empat-bulan.
Dalam 24 jam belakangan, lima prajurit Ukraian tewas dan 38 orang lagi cedera dalam bentrokan dengan gerilyawan yang mengupayakan kemerdekaan, kata Andriy Lysenko, Juru Bicara Militer Pemerintah.
Pertempuran itu, yang terpusat di dekat Kota Kecil Mariynka di Wilayah Donetsk, juga telah merenggut nyawa dua warga sipil dan melukai lima orang lagi, kata Lysenko.
Juru bicara tersebut menyebutkan jumlah korban jiwa di kalangan gerilyawan mencapai 80. Namun jumlah itu belum dikonfirmasi oleh pemimpin gerilyawan.
Kementerian Pertahanan di Republik Donetsk, yang memproklamasikan diri sendiri, mengatakan bentrokan di dekat Mariynka telah menewaskan 16 petempur gerilyawan dan melukai 86 orang lagi.
Kota Mariynka, yang dikuasa pemerintah dan berada 30 kilometer di sebelah barat kubu gerilyawan, Donetsk, menjadi ajang pertempuran baru di Ukraina Timur pada Rabu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. Sebelumnya, semua pihak yang bertikai terlibat baku-tembak artileri dan masing-masing pihak menggunakan senjata berat --yang dilarang berdasarkan Kesepakatan Perdamaian Minsk.
Militer Ukraina menuduh gerilyawan melancarkan "serangan besar" di dekat Mariynka untuk mendesak makin jauh ke dalam wilayah yang dikuasai pemerintah.
"Di arah Mariynka, musuh telah menggelar 10 tank dan hampir seribu personel untuk berperang melawan satuan imiliter Ukraina. (Sistem artileri) 'Carnation' howitzer 2S1 ... mendukung serangan mereka," kata Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina di dalam satu pernyataan.
Untuk mematahkan serangan itu dan menghindari kerugian di kalangan tentara Ukraina, pasukan pemerintah telah menggunakan senjata artileri berat, yang dilarang berdasarkan Kesepakatan Perdamaian Minsk, kata pernyataan tersebut.
Pada Rabu malam, Andriy Taran, Kepala Bagian Pusat Koordinasi dan Pemantau Gencatan Senjata Ukraina, mengatakan gerilyawan telah menyerang Kota Kecil Mariynka dengan menggunakan tank, kendaraan tempur infantri dan 152 artileri kaliber 152 milimeter.
Sementara itu, gerilyawan membantah tuduhan tersebut, dan balik menuduh pasukan pemerintah melakukan provokasi terhadap mereka.
Babak baru kerusuhan tersebut menambah besar kekhawatiran bahwa gencatan senjata goyah yang dicapai pada pertengahan Februari guna mengakhiri konflik mematikan itu, yang sudah menewaskan 6.400 orang, mungkin berantakan.
Pada Kamis pagi, Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengeluarkan peringatan bahwa permusuhan besar-besaran mungkin berlanjut di bagian timur negerinya.
Dalam 24 jam belakangan, lima prajurit Ukraian tewas dan 38 orang lagi cedera dalam bentrokan dengan gerilyawan yang mengupayakan kemerdekaan, kata Andriy Lysenko, Juru Bicara Militer Pemerintah.
Pertempuran itu, yang terpusat di dekat Kota Kecil Mariynka di Wilayah Donetsk, juga telah merenggut nyawa dua warga sipil dan melukai lima orang lagi, kata Lysenko.
Juru bicara tersebut menyebutkan jumlah korban jiwa di kalangan gerilyawan mencapai 80. Namun jumlah itu belum dikonfirmasi oleh pemimpin gerilyawan.
Kementerian Pertahanan di Republik Donetsk, yang memproklamasikan diri sendiri, mengatakan bentrokan di dekat Mariynka telah menewaskan 16 petempur gerilyawan dan melukai 86 orang lagi.
Kota Mariynka, yang dikuasa pemerintah dan berada 30 kilometer di sebelah barat kubu gerilyawan, Donetsk, menjadi ajang pertempuran baru di Ukraina Timur pada Rabu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. Sebelumnya, semua pihak yang bertikai terlibat baku-tembak artileri dan masing-masing pihak menggunakan senjata berat --yang dilarang berdasarkan Kesepakatan Perdamaian Minsk.
Militer Ukraina menuduh gerilyawan melancarkan "serangan besar" di dekat Mariynka untuk mendesak makin jauh ke dalam wilayah yang dikuasai pemerintah.
"Di arah Mariynka, musuh telah menggelar 10 tank dan hampir seribu personel untuk berperang melawan satuan imiliter Ukraina. (Sistem artileri) 'Carnation' howitzer 2S1 ... mendukung serangan mereka," kata Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina di dalam satu pernyataan.
Untuk mematahkan serangan itu dan menghindari kerugian di kalangan tentara Ukraina, pasukan pemerintah telah menggunakan senjata artileri berat, yang dilarang berdasarkan Kesepakatan Perdamaian Minsk, kata pernyataan tersebut.
Pada Rabu malam, Andriy Taran, Kepala Bagian Pusat Koordinasi dan Pemantau Gencatan Senjata Ukraina, mengatakan gerilyawan telah menyerang Kota Kecil Mariynka dengan menggunakan tank, kendaraan tempur infantri dan 152 artileri kaliber 152 milimeter.
Sementara itu, gerilyawan membantah tuduhan tersebut, dan balik menuduh pasukan pemerintah melakukan provokasi terhadap mereka.
Babak baru kerusuhan tersebut menambah besar kekhawatiran bahwa gencatan senjata goyah yang dicapai pada pertengahan Februari guna mengakhiri konflik mematikan itu, yang sudah menewaskan 6.400 orang, mungkin berantakan.
Pada Kamis pagi, Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengeluarkan peringatan bahwa permusuhan besar-besaran mungkin berlanjut di bagian timur negerinya.