Meulaboh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat mencatat sebanyak 1.867 anak di daerah itu menderita kekerdilan (stunting), tersebar di 12 kecamatan di daerah ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Syarifah Junaidah di Meulaboh, Jumat mengatakan pemerintah daerah saat ini terus berupaya untuk menurunkan angka kekerdilan di daerah ini.
“Dari 12 kecamatan di Aceh Barat, ada sembilan kecamatan yang menjadi lokasi fokus (lokus) prioritas penanganan stunting, karena angka prevalensi yang cukup tinggi,” kata Syarifah Junaidah.
Ada pun kesembilan kecamatan tersebut antara lain di Kecamatan Johan Pahlawan meliputi Desa Rundeng, Ujong Baroh, Lapang, Padang Seurahet. Kemudian di Kecamatan Samatiga meliputi Desa Cot Seumereung dan Deuah.
Kecamatan Meureubo meliputi Desa Langung, Kecamatan Kaway XVI terdiri di Desa Alue Tampak, Pasie Jambu, Padang Mancang, Beureugang, Tanjung Bungong, Alue On, Pungkie, dan Padang Sikabu.
Di Kecamatan Bubon di Desa Suak Pangkat, Kecamatan Pante Ceureumen Desa Pulo Teungoh, Kecamatan Panton Reu meliputi Desa Meutulang, Mugo Rayeuk, Mugo Cut, Gunong Mata Ie.
Sedangkan di Kecamatan Woyla Barat berada di Desa Cot Lagan, Alue Perman, serta Kecamatan Arongan Lambalek khususnya Desa Cot Buloh.
Syarifah Junaidah mengatakan program percepatan penurunan kekerdilan ini, merupakan program pemerintah pusat yang harus ditangani secara serius dan menyuluruh sampai ke tingkat desa.
Oleh karena itu, Syarifah Junaidah meminta kepada camat dan kepala desa (keuchik) dan kepala puskesmas di Aceh Barat, agar berperan aktif dalam menangani kasus stunting di wilayah masing-masing, khususnya di desa yang masuk dalam kategori lokus stunting.
Sementara itu Asisten Administrasi Umum Setdakab Aceh Barat Marwandi saat menghadiri kegiatan ini mengatakan pemerintah daerah menyambut baik atas terlaksananya sosialisasi stunting yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Menurutnya, dengan adanya sosialisasi yang baik, laju kasus stunting di Kabupaten Aceh Barat ini bisa ditekan secara optimal.
Ia menuturkan secara nasional prevalensi stunting menurun dari 37,2 persen menjadi 30,8 persen, sementara dari prevalensi riset kesehatan tahun 2018 masih berkisar 31,2 persen, sedangkan di Kabupaten Aceh Barat berkisar 19 persen sampai dengan saat ini.
Untuk itu, kata Marwandi, perlu adanya sinergitas yang baik antar semua stakeholder untuk mengatasi tingkat pravelensi yang masih cukup tinggi tersebut, dengan berbagai intervensi terhadap pencegahan dan penanganan kasus stunting yang dilakukan oleh sektor kesehatan maupun non kesehatan.
Disamping itu, penanggulangan stunting di Aceh Barat, kata dia, bukan hanya menjadi tugas jajaran kesehatan semata, namun dibutuhkan komitmen dari semua pihak, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, kepala desa, pelaku usaha, hingga seluruh elemen masyarakat.
"Kita semua memiliki tanggung jawab bersama dalam menurunkan kasus stunting di Kabupaten Aceh Barat ini secara masif dan terintegrasi,” demikian Marwandi.
Kasus stunting di Aceh Barat sebanyak 1.867 anak
Jumat, 12 November 2021 11:27 WIB