Banda Aceh (ANTARA) - Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera - I Djaya Sukarno menilai air di Aceh cukup memadai dan juga masih sangat berpotensi untuk ketahanan sektor energi, karenanya perlu ada peningkatan wilayah sub airnya.
"Sumber daya air di Aceh luar biasa, di sektor ketahanan energi masih ada potensi yang cukup besar," kata Djaya Sukarno, di Banda Aceh, Jumat.
Selain itu, air Aceh juga masih dapat kembali ditingkatkan dengan adanya bendungan yang sedang dibangun seperti bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, bendungan Keureuto di Aceh Utara.
Selanjutnya, untuk di Meureudu (Pidie Jaya) mungkin 11 megawatt dan yang terbesar di Woyla Batee bisa mencapai 1003 megawatt.
Selain itu, Djaya juga menyampaikan bahwa curah hujan di Aceh sangat bervariatif mulai dari 1.500 sampai 4.000 milimeter per tahun.
"Ini suatu anugerah yang luar biasa banyaknya air di Aceh, tetapi memang ada beberapa tempat yang perlu pengawasan sumber daya air yang khusus," ujarnya.
Djaya menyebutkan, pada umumnya sungai di Aceh juga pendek, hanya ada beberapa yang panjang seperti Krueng Aceh, Jambo Aye, sungai di Aceh sangat variatif, sehingga pengelolaan sumber daya airnya juga bervariasi, namun potensinya sangat besar dimanfaatkan.
Mengenai pencemaran sungai, kata Djaya, pada dasarnya hanya di kota besar saja, pencemaran akibat limbah domestik di Aceh sejauh ini belum mengkhawatirkan.
"Karena masih banyak daerah yang belum tercemar limbah, kecuali di daerah perkotaan seperti Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe," kata Djaya.