Jakarta (ANTARA Aceh) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan evakuasi dan evaluasi terkait tenggelamnya kapal di Sabar Berenam Selangor, Malaysia, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Tim Komunikasi Presiden/Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat, menyebutkan Presiden Jokowi menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada kekuarga korban musibah tenggelamnya kapal di Sabar Berenam Selangor.
"Semoga keluarga tabah dan kuat. Saya sudah perintahkan operasi pencarian sampai korban ditemukan. Lakukan evakuasi bagi korban yang sudah ditemukan. Saya juga meminta evaluasi mobilitas penduduk lintas perbatasan," kata Presiden Jokowi.
Presiden telah menerima laporan dari Kementerian Luar Negeri yang menyebutkan KBRI Malaysia terus berkoordinasi dengan otoritas pemerintah Malaysia.
Basarnas sudah bergerak untuk malakukan pencarian korban. Demikian pula Basarnas dan Mabes Polri telah berkoordinasi untuk penanganan dan identifikasi korban.
Sampai Jumat pagi, 15 orang telah ditemukan meninggal, 19 selamat dan pencarian masih terus dilanjutkan.
Presiden telah memerintahkan perlunya koordinasi kementerian terkait dan pemerintah daerah untuk mengevaluasi dan pembenahan agar peristiwa semacam ini tidak terjadi lagi.
Masalah mobilitas penduduk lintas negara di perbatasan selama ini kurang mendapat perhatian. Selain kelengkapan dokumen yang kerap tidak diperhatikan, warga Indonesia juga tidak memperhatikan kelayakan moda transportasi.
Presiden mendorong investasi dan pembukaan lapangan pekerjaan di wilayah perbatasan supaya warga Indonesia di perbatasan bekerja di negeri sendiri.
Dengan demikian mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di perbatasan.
Tim Komunikasi Presiden/Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat, menyebutkan Presiden Jokowi menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada kekuarga korban musibah tenggelamnya kapal di Sabar Berenam Selangor.
"Semoga keluarga tabah dan kuat. Saya sudah perintahkan operasi pencarian sampai korban ditemukan. Lakukan evakuasi bagi korban yang sudah ditemukan. Saya juga meminta evaluasi mobilitas penduduk lintas perbatasan," kata Presiden Jokowi.
Presiden telah menerima laporan dari Kementerian Luar Negeri yang menyebutkan KBRI Malaysia terus berkoordinasi dengan otoritas pemerintah Malaysia.
Basarnas sudah bergerak untuk malakukan pencarian korban. Demikian pula Basarnas dan Mabes Polri telah berkoordinasi untuk penanganan dan identifikasi korban.
Sampai Jumat pagi, 15 orang telah ditemukan meninggal, 19 selamat dan pencarian masih terus dilanjutkan.
Presiden telah memerintahkan perlunya koordinasi kementerian terkait dan pemerintah daerah untuk mengevaluasi dan pembenahan agar peristiwa semacam ini tidak terjadi lagi.
Masalah mobilitas penduduk lintas negara di perbatasan selama ini kurang mendapat perhatian. Selain kelengkapan dokumen yang kerap tidak diperhatikan, warga Indonesia juga tidak memperhatikan kelayakan moda transportasi.
Presiden mendorong investasi dan pembukaan lapangan pekerjaan di wilayah perbatasan supaya warga Indonesia di perbatasan bekerja di negeri sendiri.
Dengan demikian mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di perbatasan.