Banda Aceh (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) H Muhammad Arwani Thomafi resmi melantik pengurus DPW PPP Provinsi Aceh periode 2021-2026.
Prosesi pelantikan DPW PPP Aceh yang bertajuk "Merawat persatuan dengan pembangunan" tersebut berlangsung di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Jumat malam.
Dalam sambutannya, Ketua DPW PPP Aceh, H Amiruddin Idris menegaskan tidak ada kata terlambat, tetapi bagaimana memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Meskipun pelantikan ini terlambat, tapi akan ada hikmahnya sendiri.
"Keterlambatan pelantikan ini juga memiliki hikmah tersendiri, dan akan membuat PPP semakin besar di Aceh," kata Amiruddin Idris.
Amiruddin menegaskan, di bawah kepemimpinannya dan pengurus DPW PPP hari ini, diyakini akan mampu merebut kembali kejayaan yang pernah diraih dulunya.
"PPP yang dulunya menguasai parlemen Aceh, Bupati/Wali kota, dan ini akan kami buktikan ke depannya. Dulu bisa, kenapa sekarang tidak, kami akan berjuang untuk meraihnya," ujar Amiruddin.
Sementara itu, Sekjen DPP PPP Arwani Thomafi mengatakan bahwa PPP Aceh mendapatkan hasil yang lebih baik di tengah semua PPP di provinsi lain di Indonesia turun. Tetapi PPP Aceh justru mampu menaikkan kursi di parlemen Aceh.
"Kita mengapresiasi atas kerja keras dan semangat juang para kader PPP Aceh, sehingga bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Aceh. Ini harus dipertahankan dan terus menaikkan kursi DPRA dan kursi pimpinan, ini sudah sangat pantas," kata Arwani Thomafi.
Arwani menyampaikan, DPP PPP berkomitmen untuk terus membangun soliditas organisasi, dan berharap PPP Aceh segera tancap gas untuk melaksanakan permusyawaratan di tingkat kabupaten/kota.
"Tidak boleh lebih dari bulan Maret 2022 ini, dan setelah itu semua kader harus hadir ke daerah, sehingga saat ramadhan nanti semua Muscab sudah selesai," ujarnya.
Arwani juga meminta kepada kader PPP Aceh harus lebih dekat dengan ulama dan pesantren, apalagi pada dasarnya partai berlambang ka'bah ini didirikan oleh para tokoh agama dalam hal ini ulama Indonesia.
"Kader PPP harus lebih dekat dengan ulama dan pesantren, karena PPP dilahirkan oleh para ulama dan pimpinan pesantren. Semua tokoh itu," katanya.
Tak hanya itu, Arwani juga berharap kepada pengurus PPP Aceh untuk lebih dekat dengan organisasi masyarakat (Ormas) Islam, dan dapat membuka pintu selebar-lebarnya.
"PPP harus membuka pintu seluas-luasnya untuk Ormas islam, dan PPP harus jadi rumah para tokoh-tokoh Ormas islam, terutama di Aceh sendiri," demikian Arwani Thomafi.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyampaikan bahwa sebelum reformasi sangat besar dukungan rakyat Aceh kepada PPP, bisa dikatakan Aceh adalah basis terbesar pengisi kantong suara PPP pada masa itu.
"Tidak heran jika sejarah ini menciptakan ikatan emosional yang cukup kuat antara PPP dan rakyat Aceh. Namun pasca reformasi, kondisi mulai sedikit berubah," kata Nova Iriansyah.
Dalam konteks Aceh, kata Nova, gerak politik PPP berjalan sangat dinamis. Di mana pada tiga Pemilu legislatif terakhir, dukungan rakyat Aceh kepada partai ini terus menunjukkan tren positif.
"Untuk kategori partai politik nasional di Aceh, PPP telah mampu berada pada posisi empat besar peraih kursi di DPR Aceh, bersama PKS dan PAN," ujarnya.
Di tengah persaingan partai yang begitu ketat di Aceh, lanjut Nova, tentu saja prestasi tersebut cukup membanggakan mengingat banyak partai politik nasional lain yang gagal meraih kursi di DPR Aceh.
"Hal ini menunjukkan kalau PPP tetap mampu meraih simpati rakyat Aceh. Tentu saja semua ini tidak lepas dari program dan keberadaan para tokoh yang memimpin partai ini," katanya.
Melihat komposisi pengurus yang baru dilantik ini, Nova meyakini dan percaya PPP Aceh akan mampu meraih dukungan rakyat Aceh pada Pemilu 2024 mendatang.
Terpenting, para tokoh PPP harus selalu membumi dan mampu mengelola demokrasi internal dengan baik. Apalagi partai ini memiliki pengalaman dan jejak pengabdiannya yang cukup panjang.
"Insyaallah PPP Aceh juga akan mampu tampil sebagai salah satu pelopor dalam pembangunan di daerah ini," demikian Nova Iriansyah.