Blangkejeren (ANTARA) - Harga kopi gabah jenis Arabika di Kabupaten Gayo Lues mengalami kenaikan sejak sepekan terakhir, yakni dari Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu per bambu (1,2 kg).
Amrun, salah seorang petani Desa Agusen, Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues, Sabtu mengatakan, naiknya harga kopi, karena permintaan meningkat, sementara persediaan terbatas.
"Saat ini belum memasuki masa panen, sehingga hasilnya tidak mampu mencukupi kebutuhan," tambah dia.
Ia memperkirakan puncak panen kopi pada Oktober dan November dan saat ini kondisi buah kopi melewati masa berbunga, tinggal menunggu panen saja.
Namun begitu, walaupun belum memasuki panen puncak, dirinya masih dapat memanen buah kopi dari kebunnya setiap dua minggu sekali yakni sisa buah kopi tahun lalu.
“Kalau sedikit sedikit masih ada buahnya, setiap dua minggu dapat lima kaleng gelondong, karena buah ujung (buah terakhir) istilah di Gayo Lues,“ jelasnya.
Dirinya mengakui, hasil panen tahun 2021 hanya mencapai 500 kilogram gelondongan kopi dalam satu hektare.
Dikatakan, hasil tersebut dinilai minim, lantaran beberapa hal tidak mendukung, seperti hujan terus menerus dan angin kencang menyebabkan gagalnya pembungaan.
Sementara Adan, salah satu toke pengepul kopi di Gayo Lues, mengaku saat ini harga beli tinggi jika dibandingkan dengan harga seminggu yang lalu.
Namun beberapa pengepul kopi di Gayo Lues, ada yang menampung gabah dengan harga Rp39 ribu per bambu dan bahkan Rp38 ribu.